Tergiur keuntungan, Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol hingga Miliaran Rupiah
Selasa, 15 November 2022 - 22:26alfikr.id, Bogor - Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terjerat pinjaman online (pinjol) hingga miliaran rupiah. Dilansir dari laman Jawa Pos Radar Kudus, mereka tertarik pada pinjaman tersebut karena diiming-imingi keuntungan menggiurkan.
Menurut data dari WhatsAap Group (WAG), sekitar 300 mahasiswa IPB dan warga biasa telah terjerat pinjol bermodus investasi usaha.
Yatri Indah Kusumastuti, selaku Kepala Biro Komunikasi IPB mengatakan kasus penipuan berkedok investasi dengan motif pinjol berawal dari kerja sama untuk besarkan usaha penjualan online.
“Para mahasiswa IPB yang menjadi korban ini diminta untuk meminjam uang ke pinjol sebagai modal investasi,” kata Yatri, seperti dilansir Jawa Pos Radar Kudus, Senin (14/11).
Kata Yatri, pihak kampus saat ini tengah mendata para korban. Bahkan, pihaknya akan menyiapkan bantuan hukum jika diperlukan.
Menukil dari radarbogor.com, sebanyak 11 orang sudah melaporkan kepada pihak berwajib. Sisanya, kata Yatri, pihak kampus masih menunggu dan akan segera disampaikan kejadian tersebut pada bidang kemahasiswaan IPB.
“Para korban akhirnya melaporkan kasus penipuan tersebut ke Mapolresta Bogor Kota. Namun, sebagian lagi masih belum melapor ke polisi,” terang Yatri.
Salah satu korban berinisial AH (20), mahasiswa Fakultas Pertanian IPB mengatakan, dirinya terjerat pinjaman sebesar Rp. 6 juta. Awalnya AH mulai terlibat dalam sebuah proyek usaha dengan kakak tingkatnya di kampus.
Dari pengakuan AH, awalnya dia tertarik bergabung di grup usaha penjualan online dengan cara melakukan pemesanan dan investasi usaha. Dari usaha tersebut, korban diiming-imingi keuntungan 10% tiap bulan sesuai nilai investasi, dari Agustus lalu.
Namun nahas, usaha mereka justru buntung. Dari pengakuan AH, dia sering kali dikejar oleh penagih hutang.
“Iya, ini sempat dikejar-kejar debt collector. Sempet ke rumah malahan,” akunya.
Bukan hanya AH, kondisi lebih parah lagi dialami oleh korban lain, berinisial SN. Mahasiswa Fakultas Peternakan itu terjerat kredit sebesar Rp. 13 juta. Polanya sama, lagi-lagi karena mereka tergiur keuntungan usaha tersebut.