Dampak El-Nino, Asosiasi Gula Indonesia Prediksi Kenaikan Harga Gula Tahun 2024
Minggu, 10 Desember 2023 - 05:52alfikr.id, Probolinggo- Sejak awal tahun 2023, gula pasir telah menjadi
perhatian bagi pemerintah, mengingat harganya yang setiap pekan terus mengalami
kenaikan. Dari awal tahun harga gula sudah ada perbedaan antara harga pasar
dengan Harga Acuan Pembelian (HAP) yang di tetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan
Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula yang di tetapkan oleh pemerintah
mencapai Rp 14.500 per kg. Namun harga pasar telah melampaui harga tersebut,
pada bulan Oktober harga gula di pasar sudah mencapai Rp 16.000 per kg.
Pemicu utama kenaikan harga gula disebabkan oleh
menurunnya curah hujan akibat El Nino. Akibat kekurangan pasokan air, tanaman
tebu tidak dapat tumbuh secara normal. Menurut Asosiasi Petani Tebu Rakyat
Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun, pada kondisi stabil, panjang
batang tebu sekitar 3 sampai 5 meter. Namun akibat tertimpa kekeringan, tanaman
tersebut sebagian besar hanya dapat tubuh di bawah 3 meter, hal tersebut
menjadi faktor menurunnya produksi gula.
Tenaga Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi
Yusriyadi menyampaikan, banyak dari tanaman tebu keprasan telah mengering dan
sulit untuk tumbuh secara normal. Tebu keprasan yang telah mengering tidak
dapat tumbuh lagi, sehingga para petani harus menggantinya dengan tanaman tebu baru.
Hal tersebut menjadikan foktor produksi gula mengalami
penurunan, lantaran biasanya tebu keprasan lebih tinggi dari pada tebu yang di
tanam ulang. Selain itu, tebu keprasan yang tumbuh tidak normal juga akan
menurunkan produksi.
“Jadi ada gangguan pada fase vegetatif tebu karena
kekurangan air. Apalagi, di sejumlah daerah penghasil tebu, terutama Jawa
Timur, curah hujan pada Desember masih di bawah normal,” ucap Tenaga Ahli AGI
itu, dilansir dari Kompas.id.
Yadi menyampaikan, untuk sementara produksi gula
nasional tahun 2023 mencapai 2, 27 juta ton. Mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yang mencapai produksi sebesar 2,39 juta ton
Penurunan produksi saat ini akan berdampak pada stok gula
pada tahun 2024. Dalam perkiraan pemerintah stok gula yang tersisa tahun ini
akan di jadikan stok awal pada tahun 2024 sebanyak 1,6 juta ton. Namun, AGI
memproyeksikan hanya akan terdapat 800.000- 900.000 ton.
Selain itu, awal tahun 2024 juga akan terdapat beberapa
acara besar, seperti Pemilihan Umum, Ramadhan, dan Lebaran. Otomatis permintaan
gula akan mengalami peningkatan. Sementara, musim giling tebu akan di mulai
pada bulan Mei.
”Stok gula konsumsi pada Januari hingga April 2024
berpotensi mengalami krisis. Ujung- ujungnya harga gula akan semakin naik
tinggi, diperkirakan akan mencapai Rp 18.000- Rp 20.000 per kg,” ungkap Yadi.
Ketika harga gula terus
mengalami kenaikan dikhawatirkan dampaknya akan menyebar ke seluruh aspek
kehidupan. Seperti, penurunan daya beli masyarakat, dan kesulitan memenuhi
kebutuhan pokok sehari- hari, terutama masyarakat menengah ke bawah.