Lima Provinsi di Indonesia Alami Krisis Air Bersih
Senin, 06 Januari 2025 - 16:28Pada tahun 2023 lalu kompas.id mendata, terdapat 79
persen air sungai di Indonesia tidak memenuhi standar baku mutu dan 1 persen
lagi sandang status tercemar berat. Padahal bahan baku air minum sebanyak 80
persen berasal dari air sungai.
Melalui Ekspedisi Sungai Nusantara, Lembaga Kajian
Ekologi dan Konservasi Lahan atau ECOTON lakukan investigasi di 68 sungai utama
di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua. Hasil temuannya, terdapat lima
provinsi yang alami kontaminan mikroplastik tertinggi.
Berdasarkan Ekspedisi Sungai Nusantara, ECOTON
peringatkan bahwa sungai-sungai di Indonesia dalam keadaan darurat. Banyaknya
sampah plastik sebabkan sungai-sungai tersebut alami beban lingkungan yang
serius
Pencemaran tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur,
tepatnya di Sungai Brantas yang kadar partikel plastiknya sebesar 636 per 100
liter. Kemudian Sumatera Utara 520 partikel per 100 liter, Sumatera Barat 508
partikel per 100 liter, lantas disusul Bangka Belitung dan Sulawesi Tengah
dengan masing-masing kadar pencemaran 497 dan 417 partikel di setiap 100 liter
airnya.
Semakin tinggi air mengandung partikel plastik,
semakin bahaya untuk dikonsumsi. “Dapat menimbulkan penyakit yang serius
seperti kanker, diabetes miletus dan lain sebagainya.” Ujar Rafika Aprilianti,
selaku Kepala Laboratorium Ecoton dilansir dari laman media Ecoton.or.id, pada
28 Desember 2024.
Air permukaan rusak dicemari limbah dan sampah,
kondisi air tanah juga beri signal sedang alami masalah. Hal ini menjadi ironi,
karena persediaan air tawar di muka bumi, 90 persen bersumber dari air tanah.
Selama empat dekade terakhir Jasecho, dkk lakukan
riset di 170.000 sumur dan 1.693 akuifer di berbagai negara, termasuk
Indonesia. Mereka menemukan fakta bahwa air tanah menipis sebanyak 50
sentimeter per tahun, secara global.
Dalam jurnal berjudul “Penurunan Air Tanah yang Cepat
dan Beberapa Kasus Pemulihan Akuifer Secara Global”, Jasecho, dkk tuding
eksploitasi berlebih dan penebangan hutan sebabkan kondisi air tanah semakin
kritis. Imbasnya, lebih dari 1 miliar orang tidak memperoleh akses air bersih
dan sanitasi layak pada tahun 2040 mendatang.
Terjadinya pencemaran terhadap air sungai akan
mengakibatkan kelangkaan air bersih. Sehingga hal ini berpengaruh akan
kesehatan masyarakat terutama anak-anak dan balita. Mengutip dari majalah
Alfikr berjudul "Garda Depan Minim Peran" hal 46 menyebutkan bahwa 5
Provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu: Jawa Barat (971.792),
Jawa Tengah (652.708), Jawa Timur (508.618), Sumatera Utara (347.437) dan
Banten (268.158).
“Air minum yang aman dan sanitasi layak adalah hak
asasi manusia. Tanpa akses terhadap layanan ini, kehidupan yang bermartabat,
stabil dan sehat hampir tidak mungkin terwujud,” tulis Alvaro Lario, ketua
United Nation-Water dalam Laporan Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Sumber Daya Air 2024.