Lima Provinsi di Indonesia Alami Krisis Air Bersih

Senin, 06 Januari 2025 - 16:28
Bagikan :
Lima Provinsi di Indonesia Alami Krisis Air Bersih
Seorang pemulung memungut sampah di Sungai Citarum, Jawa Barat, Minggu (19/2/2005). [Sumber Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO]

Pada tahun 2023 lalu kompas.id mendata, terdapat 79 persen air sungai di Indonesia tidak memenuhi standar baku mutu dan 1 persen lagi sandang status tercemar berat. Padahal bahan baku air minum sebanyak 80 persen berasal dari air sungai.

Melalui Ekspedisi Sungai Nusantara, Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan atau ECOTON lakukan investigasi di 68 sungai utama di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua. Hasil temuannya, terdapat lima provinsi yang alami kontaminan mikroplastik tertinggi.

Berdasarkan Ekspedisi Sungai Nusantara, ECOTON peringatkan bahwa sungai-sungai di Indonesia dalam keadaan darurat. Banyaknya sampah plastik sebabkan sungai-sungai tersebut alami beban lingkungan yang serius

Pencemaran tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Sungai Brantas yang kadar partikel plastiknya sebesar 636 per 100 liter. Kemudian Sumatera Utara 520 partikel per 100 liter, Sumatera Barat 508 partikel per 100 liter, lantas disusul Bangka Belitung dan Sulawesi Tengah dengan masing-masing kadar pencemaran 497 dan 417 partikel di setiap 100 liter airnya.

Semakin tinggi air mengandung partikel plastik, semakin bahaya untuk dikonsumsi. “Dapat menimbulkan penyakit yang serius seperti kanker, diabetes miletus dan lain sebagainya.” Ujar Rafika Aprilianti, selaku Kepala Laboratorium Ecoton dilansir dari laman media Ecoton.or.id, pada 28 Desember 2024.

Air permukaan rusak dicemari limbah dan sampah, kondisi air tanah juga beri signal sedang alami masalah. Hal ini menjadi ironi, karena persediaan air tawar di muka bumi, 90 persen bersumber dari air tanah.

Selama empat dekade terakhir Jasecho, dkk lakukan riset di 170.000 sumur dan 1.693 akuifer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Mereka menemukan fakta bahwa air tanah menipis sebanyak 50 sentimeter per tahun, secara global.

Dalam jurnal berjudul “Penurunan Air Tanah yang Cepat dan Beberapa Kasus Pemulihan Akuifer Secara Global”, Jasecho, dkk tuding eksploitasi berlebih dan penebangan hutan sebabkan kondisi air tanah semakin kritis. Imbasnya, lebih dari 1 miliar orang tidak memperoleh akses air bersih dan sanitasi layak pada tahun 2040 mendatang.

Terjadinya pencemaran terhadap air sungai akan mengakibatkan kelangkaan air bersih. Sehingga hal ini berpengaruh akan kesehatan masyarakat terutama anak-anak dan balita. Mengutip dari majalah Alfikr berjudul "Garda Depan Minim Peran" hal 46 menyebutkan bahwa 5 Provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu: Jawa Barat (971.792), Jawa Tengah (652.708), Jawa Timur (508.618), Sumatera Utara (347.437) dan Banten (268.158).

“Air minum yang aman dan sanitasi layak adalah hak asasi manusia. Tanpa akses terhadap layanan ini, kehidupan yang bermartabat, stabil dan sehat hampir tidak mungkin terwujud,” tulis Alvaro Lario, ketua United Nation-Water dalam Laporan Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Sumber Daya Air 2024.

Penulis
Alghajali
Editor
Ahmad Rifa'i

Tags :