Meniti Jalan Iman dengan Perbuatan

Sabtu, 08 Februari 2025 - 13:45
Bagikan :
Meniti Jalan Iman dengan Perbuatan
[Humas Al-Hasyimiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid]

alfikr.id, Probolinggo- Sore itu, 6 Februari 2025 suasana hening menyelimuti Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid. Para santri duduk bersila dengan khidmat, kitab Syu'abul Iman terbuka di pangkuan mereka.

Dari pengeras suara yang menjangkau hingga ke asrama Al Hasyimiah Mahasantri, suara K.H. Imdad Rabbani menggema. Dengan penuh keteduhan, beliau menjelaskan makna keimanan yang terkandung dalam kitab tersebut. 

Menurut Kiai Imdad, iman dan amal saleh tidak cukup hanya diyakini dalam hati atau diucapkan dengan lisan, tetapi harus diwujudkan dalam perbuatan. Setiap tindakan seseorang mencerminkan kadar keimanannya. 

“Keimanan dan amal saleh bukan hanya tertanam dalam hati dan terucap di lisan, tetapi juga tercermin dalam perbuatan sehari-hari,” dawuhnya. 

Beliau menekankan bahwa keimanan yang kokoh tidak hanya membentuk karakter seseorang, tetapi juga berdampak pada perilaku dan interaksi sosialnya. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan, semakin luas pula manfaatnya. 

Sebagai contoh, beliau menyebutkan pentingnya berbakti kepada orang tua, mempererat silaturahmi, mendidik anak dengan nilai-nilai agama, serta menjalankan kepemimpinan yang adil.

“Keimanan dan amal saleh berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Jika iman seseorang baik, maka segala sesuatu dalam dirinya juga akan menjadi baik,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Kiai Imdad menyoroti peran penting seorang pemimpin yang adil. Menurut beliau, keadilan seorang pemimpin akan membawa kebaikan bagi banyak orang. Sementara ketidakadilan justru menimbulkan keresahan dan tuntutan dari rakyatnya. 

Mengutip pesan ulama salaf, beliau menyampaikan doa agar dianugerahi pemimpin yang adil:

 اللهم ارزقنا إمامًا عادلاً يقودنا بالحق وينشر العدل بيننا، فإن في عدله صلاح الأمة وخير العباد.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah kami seorang pemimpin yang adil, yang membimbing kami dengan kebenaran dan menegakkan keadilan di antara kami. Sebab, dalam keadilannya terdapat kebaikan bagi umat dan kesejahteraan bagi hamba-hamba-Mu.”

Di akhir pengajiannya, Kiai Imdad berpesan kepada para santri agar bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Keseriusan dalam belajar bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga sebagai bekal untuk mengabdi dan memberi manfaat bagi masyarakat.

“Pastikan kalian belajar di pondok dengan sungguh-sungguh. Jika tidak, hasilnya tidak akan maksimal ketika kembali ke masyarakat,” dawuhnya. 

Kiai Imdad juga mengingatkan kepada para santri bahwa ilmu dan amal harus berjalan beriringan. Keimanan yang kuat harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam tanggung jawab sosial di tengah masyarakat.

Penulis
Aisyah
Editor
Ibrahim La Haris

Tags :