Joko Driyono Kagum Aksi Cium Tangan Pemain LSN
Minggu, 23 Oktober 2016 - 11:37YOGYAKARTA - Joko Driyono, Direktur Umum PT. Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator Torabica Soccer Championship (TSC) menilai Liga Santri Nusantara (LSN) menjadi jawaban atas kondisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang carut marut.
Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi, sudah membuat keputusan yang tepat menghadirkan LSN sebagai protes kondisi PSSI sendiri.
"LSN menjadi sindiran maut atas kondisi sepak bola kita setelah Menpora membekukan PSSI. Saat itu, masyarakat sudah jengkel dengan kondisi sepak bola nasional kita," ungkap Joko Driyono, saat memberikan pengarahan kepada menejer, koordintator region dan official tim peserta LSN nasional, di Yogyakarya, Sabtu (22/10/2016) malam.
Lebih lanjut Joko Driyono menambahkan, LSN harus dikemas lebih profesional lagi kompetisinya. Dalam kompetsi terdapat victori atau kemenangan dan integritas. Menurutnya, kompetisi harus dijalankan sekurang-kurangnya empat atau lima elemen.
Pertama, harus ada role atau regulasi dan peraturannya.
“Rule merupakan garis boleh tidaknya dilewati. Sedangkan regulasi mengatur supaya kompetisi menjadi lebih baik, berjenjang dari daerah ke provinsi dan seterusnya,” paparnya.
Di dalam kompetisi, harus ada tim yang baik yang merupakan inti dari kompetisi. Tak kalah penting juga, adanya perangkat pertandingan. Kemudian adanya even organition atau panitia.Di dalam olaharaga, panitia memiliki dua tugas, pertama manyangkut pelaksanaan even, dan kedisiplinan even.
Kedua terkait Victory. Sebuah kemanangan tak hanya diartikan meraih juara, tetapi lebih jauh dan bijaksana bahwa kemenangan harus diartikan terhadap hal yang lebih filosofis.
“Kemenagan dalam sepakbola harus diterjemahkan dalam arti luas. Misalnya berhasil membangun kedispilinan pemain, berhasil menggaet komunitas yang lebih besar. Itulah kemenagan yang harus kita jadikan pemahaman,” ajaknya.
Ketiga, dalam sepakbola ada integritas. Integritas dalam sepakbola adalah displin, fair play, dan respect. Tapi yang paling esinsial, intergritas diukur dengan terciptanya pesona dan misteri sepakbola.
“misteri dalam sepakbola yakni, tak satupun orang yang tahu siapa pemenang pertandingan sebelum peluit akhir ditiup oleh wasit,” ujarnya.
Joko tidak meragukan integrity dalam LSN karena cukup disiplin, dan respek.
Hal yang membuatnya kagum dalam LSN, adanya ritual penting yakni tak ada marah meski diberi kartu merah. Justru pemainnya mecium tangan wasit.
"Bayangkan jika hal itu terjadi di kompetisi resmi seperti ISC, maka hal itu akan menajadi ritual yang luar biasa,” pungkasnya.*