KH. Abdul Hamid Wahid: Kembangkan Ilmu dengan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Minggu, 11 September 2022 - 00:55alfikr.id, Probolinggo - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Nurul Jadid (BEM-U), Paiton Probolinggo menggelar Orientasi Pengenalan Kampus dan Pesantren (Ospektren) 2022 bagi Mahasiswa Baru (Maba), Sabtu, (10/9/2022). Kegiatan yang bertajuk “Integritas Nilai Kesadaran Mahasiswa Santri Dalam Perguruan Tinggi” itu akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 10-12 September 2022.
Kegiatan Ospektren kali ini digelar secara tatap muka (Offline). Sistem tatap muka ini dibagi menjadi dua tempat. Pertama, berlokasi di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk maba putra, sedang untuk maba putri bertempat di Aula II Pondok pesantren Nurul Jadid.
Dalam pembukaan Ospektren, Rektor Universitas Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa baru tahun akademik 2022-2023. “Kami bangga bahwa kalian semua telah bergabung di Universitas Nurul Jadid,” ucapnya.
Beliau melanjutkan, kehadiran mahasiswa baru yang penuh dengan niat, dan tekad baik, dapat memperkaya khazanah dan iklim keilmuan Universitas Nurul Jadid.
Para mahasiswa baru yang pindah dari sekolah ke universitas, kata beliau, bukan hanya sekadar perpindahan, melainkan memiliki nilai dan tanggung jawab yang lebih besar. Jadi tak heran, beliau menegaskan jika kampus disebut sebagai tempat elit intelektual.
Beliau menerangkan di kampus ilmu bukan sekadar dikaji. Namun juga harus dikembangkan. “Pengembangan ilmu itu diantaranya dengan melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat,” tegas Gus Hamid.
Pelbagai teori dan ilmu yang telah diperoleh, kaya beliau, dapat terus diperkaya dan disempurnakan. Beliau menuturkan, peran mahasiswa di masyarakat setidaknya ada menjadi lima.
Pertama, agent of change (agen perubahan). Perubahan yang dimaksud, akan terlihat saat mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat. Memanfaatkan ilmu yang didapatkan dari kampus. Kedua, agent of sosial control (agen kontrol sosial).
Gus Hamid menjelaskan daya kritis dan kritik-kritik sosial kerap menjadi instrumen mahasiswa untuk membenahi tatanan yang kurang baik. “Itu adalah sebuah fungsi mahasiswa,” tegas beliau. Ketiga, penguatan moral. Keempat, sebagai kader pemimpin masa depan.
“Jadi satu atau dua dekade yang akan datang, insyaallah dari mahasiswa akan lahir dan melanjutkan estafet kepemimpinan bagi masyarakat,” kata Gus Hamid. Kelima, lanjut beliau, mahasiswa sebagai kejadian nilai.
Dengan tanggung jawab di atas, menurut Gus Hamid, mahasiswa akan digodok di kampus dan ditempa. Baik dengan dasar ilmu pengetahuan, keahlian, profesi, mentalitas, karakter, ketampilan, serta kecakapan atau skill.
Masa orientasi ini, beliau menambahkan, merupakan masa menyiapkan mental dan menata pola pikir. Gus Hamid mengingatkan masyarakat kampus merupakan masyarakat ilmiah. Itu sebabnya bekal dan persiapan menjadi kewajiban.
“Jadi bagaimana kita di dalam satu tahun itu betul-betul siap menjadikan fakta peran yang memang menjadi tugas kita,” terang Gus Hamid.
Universitas Nurul Jadid merupakan perguruan tinggi yang diharapkan dari visi dan misinya dapat melahirkan universitas yang berkeadaban. “Semoha dengan berproses bersama, tekad bersama, kita bisa melakukan itu dengan baik,” harapnya.
Beliau juga berharap, semoga mahasiswa-mahasiswi baru siap menjadi kader yang baik dalam berproses, dan pada akhirnya bisa mengambil peran di tengah-tengah masyarakat.
Gus Hamid juga mengingatkan bahwa ujung dari ilmu bukan seberapa banyak mencari ilmu, tetapi seberapa besar kemanfaatan diberikan kepada lingkungan sekitarnya.
“Semoga kita semua menjadi orang-orang yang bermanfaat dan menjadi manusia yang utuh, menjadi manusia yang sadar sepenuhnya, dan memberikan kontribusi kepada masyarakat, bangsa dan negara,” pungkas beliau kepada seluruh peserta Ospektren.