
Dari Rumah ke Pesantren: Belajar Bangun di Sepertiga Malam
“Bruk… bruk… prak… prak… bangun, tahajud,” ucap seorang pengurus berbaju hitam sambil memegang rotan dan berjalan mengelilingi kamar-kamar santri yang masih gelap.
“Bruk… bruk… prak… prak… bangun, tahajud,” ucap seorang pengurus berbaju hitam sambil memegang rotan dan berjalan mengelilingi kamar-kamar santri yang masih gelap.
Pembukaan Orientasi Santri Baru (Osabar) putra Pondok Pesentren Nurul Jadid, bertajuk ”Moral, Intelektual, Global” yang bertempat di Aula I pesantren, pada Senin (14/07/2025) malam.
Terik matahari yang menyengat tidak menyurutkan semangat para santri dan staf Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), Paiton, Probolinggo, yang terlibat dalam kepanitiaan penerimaan santri baru (PSB) tahun 2025. Mereka terlihat tengah sibuk berlalu lalang
“Selendang yang telah disematkan itu hanyalah ungkapan rasa syukur atas prestasi anda. Namun, lebih dari itu, anda harus terus belajar dan mengaji,” pesan beliau dengan penuh semangat.
Sore itu, suasana hening menyelimuti Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid. Para santri duduk bersila dengan khidmat, dengan kitab Syu'abul Iman terbuka di pangkuan mereka, Kamis (6/2/202
Suasana di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, kemarin Siang nampak ramai. Para santri, pengurus, hingga panitia bekerja sesuai tugasnya masing-masing untuk menyambut dua momen besar: Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahd
alfikr.id, Sebelum masuk ke asrama jurusan yang dipilih. Para santri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid harus menetap di asrama I’dadiyah Sunan Ampel (gang B dan C) selama tiga bulan. Mereka diwajibkan untuk mempelajari dan mendalami dasar-dasar
Orientasi Santri Baru (Osabar) putra Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan tema “Tradisi, Inovasi, Prestasi” yang diselenggarakan selama dua hari, resmi ditutup pada Rabu (17/07/24) malam di Aula 1 Pesantren Nurul Jadid.
“Saya senang ikut OSABAR, tapi OSABAR itu bikin capek. Capek sama bahagia jadi satu, terus bikin ngantuk, tapi saya harus tetap semangat buat bahagiain orang tua saya,” ungkap Kurri Aina Aliyah sambil
“Mengaji bukan hanya dalam bentuk membaca Al-Qur’an dan membaca kitab-kitab klasik saja. Mempelajari ilmu umum, bersosial, berteman, dan ilmu kehidupan juga termasuk mengaji”