Darurat Bencana Iklim di Jawa Timur

Senin, 24 Oktober 2022 - 15:48
Bagikan :
Darurat Bencana Iklim di Jawa Timur
Proses pembersihan sisa banjir. [Foto: Jatim.antaranews.com

alfikr.id, Probolinggo - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur telah meluncurkan hasil rilisannya terkait bencana banjir dan longosr di Jawa Timur bagian selatan. Menurutnya, bencana yang terjadi sekarang ini disebabkan curah hujan tinggi dan rusaknya daya dukung dan daya tampung kawasan, terlebih Kawasan resapan dan daya tangkap air yang berada di area hulu. 

Penyebab dari rusaknya Kawasan hulu itu diperkirakan karena perubahan peruntukan ruang dan alih fungsi Kawasan lindung untuk peruntukan lain. Adapun daerah-daerah yang terkena bencana tersebut adalah Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kabupaten Malang, Kota Baru Lumajang dan Banyuwangi.

Akibat dari banjir dan longsor di Jawa bagian selatan ini berdampak pada kerugian dan kematian. Seperti kejadian di Trenggalek ada 11 kecamatan yang diterjang banjir dan longsor. Akibat dari bencana itu menyebabkan 1 orang meninggal dan 2.640 KK, serta terendamnya rumah sekitar 2.475.

Selain itu, banjir di Trenggalek merembet sampai ke Tulungagung dengan melanda 7 desa. Bahkan, Ketika merujuk dari data Dinas Pertanian tercatat hampir 5.200 hektar lahan yang terkena banjir, dan diprediksi akan berdampak pada gagal panen. 

Bencana di Blitar melanda 13 titik di 5 kecamatan. Sedangkan menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat ada orang kurang lebih 465 yang terpaksa mengungsi dan 1.094 KK. Sementara di Malang bagian selatan berdampak kurang lebih 600 kepala keluarga yang terdiri dari 8 desa di 5 kecamatan.

Sedangkan di Banyuwangi, baik Kawasan kota maupun selatan itu berdampak kurang lebih 200 KK. Lalu di Kota Batu berakibat pada tertutupnya jalan di Banyuaji dengan lumpur pada beberapa waktu. Terakhir di Lumajang yang dilanda banjir wilayah Ranupani. Kawasan itu terletak di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang Kawasannya mayoritas hulu. 

Selain WALHI, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyebutkan bahwa cuaca ekstrim akan berlangsung pada bulan Oktober saat ini. Menurut laporan Global Forest Watch menyebutkan dari 2001 hingga 2019, Jawa Timur telah kehilangan tutupan pohon seluas 84.500 hektar, setara dengan penurunan 4,4% tutupan pohon sejak 2000, dan 36,3 juta ton emisi CO2.

Dari hasil penelitian di atas, WALHI merinci wilayah yang kehilangan tutupan hutan besar itu, adalah Banyuwangi seluas 15.800 hektar, Jember 12.200 hektar, Malang 8.780 hektar, Bondowoso 4.740 hektar dan Tulungagung 3.860 hektar. 

Penulis
Moh. Syafakhorrahman
Editor
Abdul Razak

Tags :