Mendikbudristek: Kebijakan Bebas PR bagi Siswa SD-SMP Surabaya, Termasuk Bentuk Merdeka Belajar

Rabu, 26 Oktober 2022 - 00:22
Bagikan :
Mendikbudristek: Kebijakan Bebas PR bagi Siswa SD-SMP Surabaya, Termasuk Bentuk Merdeka Belajar
Mendikbud Nadim Makarim menjelaskan arah kebijakan pendidikan Merdeka Belajar dalam Rapat Koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2019).[DOK. KEMENDIKBUD]

alfikr. id, Jakarta-Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, turut merespon kabar dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya yang akan membebaskan pekerjaan rumah (PR) mulai 10 November 2022 mendatang.

Menurut Nadiem, kebijakan tersebut merupakan bentuk dari merdeka belajar. “Inilah bentuk Merdeka Belajar,” kata Nadiem di sela kunjungan kerja ke Kalimantan Barat, dilansir dari detikedu.

Bahwa kebijakan bebas PR diimplementasikan guna mengurangi beban tugas kepada pelajar SD dan SMP. Sebagai gantinya, Pemerintah Kota dan Dispendik Surabaya menambah 2 jam pelajaran untuk siswa dapat menjalani pendalaman karakter.

Tujuan kebijakan dihapusnya PR bagi murid SD dan SMP di Surabaya untuk mengurangi beban tugas kepada peserta didik ketika di rumahnya. Sebagai gantinya, Pemerintah Kota dan Dispendik Surabaya menambah pendidikan karakter selama 2 jam bagi siswa.

Menteridikbudristek menambahkan, bahwa PR pasti akan tetap diberikan oleh tenaga didik. Namun kegiatan penggantinya bisa mengasah pendalaman karakter. Jadi, sisa waktu sepulang sekolah dapat diisi dengan kegiatan selain materi pelajaran.

“Enggak bakal (murni) bebas PR ya. Contohnya aja project-based learning, dilanjutkan di rumah. Itu PR juga,” kata Nadiem, seperti dilansir dari detikedu.

Di samping itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mengatakan bahwa pelaksaaan penghapusan PR tersebut jangan sampai membebani para peserta didik. Sebab, Pemerintah kota Surabaya tengah mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.

“Sebetulnya (PR) itu tidak membebani anak-anak, tapi yang saya ubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR, tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” kata Eri, dilansir dari kompas.com.

 

Penulis
Khoirul Anam
Editor
Adi Purnomo S

Tags :