Konstitusi Non-diskriminatif dan Pembelajaran Komprehensif Jadi Obat Pemulihan Hubungan Agama

Jum'at, 04 November 2022 - 23:20
Bagikan :
Konstitusi Non-diskriminatif dan Pembelajaran Komprehensif Jadi Obat Pemulihan Hubungan Agama
Matthew Hassan Kukah, Uskup Katolik Sokoto, Nigeria, saat menjadi pembicara pada sesi panel keempat di Forum Agama G20 (R20), [Dok. LTN PBNU/Suwitno]

alfikr.id, Bali- Uskup Matthew Hassan Kukah, uskup Katolik Sokoto, Nigeria mengaku, jika orang-orang Katolik pribumi di Sokoto, Nigeria, mengalami diskriminasi.

Kekerasan dilakukan oleh kelompok ekstremis Muslim, dan tidak hanya terjadi kepada umat Katolik, tetapi juga sesama umat Islam sendiri sebagai agama mayoritas. 

Situasi semacam ini semakin berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan kata dia, ada orang Katolik yang dibunuh oleh Muslim di kampus hanya gegara mengeluhkan pengenalan agama secara paksa.

Kisah tragis itu hanya satu diantara tragedi yang diceritakan Uskup Matthew Hassan Kukah, uskup Katolik Sokoto, Nigeria, saat menjadi pembicara pada sesi panel keempat di Forum Agama G20 (Forum R20) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Kamis (3/11 /2022). 

uskup Kukah menjelaskan bahwa terorisme menempatkan orang-orang sebangsanya itu dalam kondisi depresif. Saban hari berita penculikan, perampokan, hingga pembunuhan tak pernah sepi. Bahkan, hal keji itu dilakukan di tempat suci, seperti masjid dan gereja.

Melihat hal tersebut, ia menawarkan pembelajaran yang komprehensif masuk dalam dunia pendidikan. “Kita harus mengembangkan pembelajaran koheren. Pendidikan komprehensif terintegrasi menjadi obat bagi ekstremisme,” katanya.

Sebab, orang Katolik tidak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Bahkan, di antara mereka lebih memilih untuk tidak mengirimkan putra-putrinya ke sekolah mengingat pembelajaran Islam menjadi materi utama dalam sekolah.

“Islam dijadikan sebagai ajaran utama dan menghalangi penyebaran agama Katolik di Nigeria,” katanya. 

Diskriminasi bagi Katolik tidak sebatas itu. Mereka juga tidak mendapatkan kesempatan kerja yang baik.

Disamping itu, uskup Kukah juga mengharapkan Pemerintah agar mengembangkan budaya dasar hukum untuk kewarganegaraan bersama dan konstitusi. Organisasi-organisasi keagamaan bekerja sama untuk memastikan dunia yang lebih adil bagi kita semua.“Hubungan Katolik dan Islam bisa ditingkatkan jika pemerintah menanggalkan diskriminasi,” katanya.

Oleh karena itu, Uskup Kukah menegaskan agar umat manusia bersatu melawan kekerasan itu dan memperbaiki hubunganya. “Kita harus bersatu. Mereka tidak hanya membunuh orang Katolik tapi juga sesama Muslim. Saat ini, para korban sebagian besar adalah terkait Boko Haram dan banditnya,” tulisnya.

Uskup Kukah memuji penyelenggaraan Forum R20 yang diselenggarakan ini, karena dengan menghambil langkah-langkah bersejarah untuk menyelesaikan solusi secara langsung, yaitu upaya memerangi kebencian dalam upaya yang dialami. “Kebencian memberikan upaya dan asupan untuk kekerasan dan pembunuhan,” pungkasnya.

Penulis
Badrul Nurul Hisyam
Editor
Zulfikar

Tags :