Agar Tidak Keliru Bertindak, Patuhi Aturan

Sabtu, 13 September 2025 - 17:24
Bagikan :
Agar Tidak Keliru Bertindak, Patuhi Aturan
[Tangkapan Layar YouTube Universitas Nurul Jadid]

alfikr.id, Probolinggo- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, menyampaikan bahwa dalam melakukan suatu hal, kita harus memahami ilmunya dan mengetahui aturannya. Jangan sampai kita bertindak tanpa dasar ilmu dan aturan yang jelas, karena hal tersebut dapat menyebabkan kekeliruan.

Beliau mencontohkan, di Mesir ada seorang sufi. Meskipun tidak memiliki pengetahuan agama yang mendalam, ia memiliki semangat yang tinggi dalam beribadah kepada Allah. Karena ingin fokus dalam ibadah, ia memutuskan untuk tidak menikah agar konsentrasinya tidak terganggu oleh urusan keluarga, seperti istri dan anak.

"Jadi gak menikah supaya ibadahnya dan zikirnya tidak terganggu. Seolah-olah benar karena dia lebih mendahulukan ibadah ketimbang menikah," jelas Kiai Zuhri dalam Kuliah Tasawuf ke Vll di musola Riyadus Sholihin, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (21/08/2025).

Meskipun ia tampak tenang, sebagai manusia biasa, naluri biologis tetaplah bagian dari dirinya. Naluri itu tumbuh perlahan dan tak terhindarkan. Kiai Zuhri menambahkan ketika hasrat itu tumbuh menjadi sesuatu yang tak lagi bisa diabaikan, orang tersebut menyalurkan biologisnya itu kepada seekor kuda yang sengaja ia pelihara.

Karena itu, kita diberi jodoh. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Tujuannya bukan sekadar untuk melanjutkan keturunan, tapi agar manusia menemukan ketenangan dalam hidupnya.

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum: 21)

Ayat tersebut, menunjukkan bahwa pernikahan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Melalui pernikahan, Allah memberikan tempat yang penuh kedamaian, cinta, dan ketentraman.

Pernikahan bukan hanya perintah agama, tapi juga kebutuhan fitrah manusia. Islam menganjurkan umatnya untuk menikah jika telah mampu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan." (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengutip perkataan almarhum KH. Hasan Abdul Wafi, Kiai Zuhri mengatakan bahwa seseorang yang sudah sampai pada waktunya untuk menikah, mohon maaf bukan ingin menyamakan manusia dan binatang, itu ibarat ayam betina yang hendak bertelur biasanya akan mulai berkotek-kotek terus.

"Kalau ada ayam betina yang terus-menerus berkotek, itu tandanya ia akan bertelur. Maka, pemilik ayam harus paham dan segera membuatkan sarang, supaya ayam bertelur di tempat yang semestinya, bukan sembarangan," jelas beliau.

Dengan demikian, beliau menyampaikan bahwa orang tua yang memiliki anak, perlu memahami kebutuhan dan keinginan anaknya, termasuk dalam hal pernikahan.

Penulis
Ibrahim La Haris
Editor
Ahmad Rifa'i

Tags :