Borobudur dari Balik Keindahan Bukit Dagi

Sabtu, 31 Desember 2022 - 05:11
Bagikan :
Borobudur dari Balik Keindahan Bukit Dagi
Pengunjung berwisata di Bukit Dagi, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/05/2022). Bukit yang berada di Komplek Candi Borobudur tersebut menawarkan keindahan panorama perbukitan Menoreh serta Candi Borobudur dari ketinggian. [foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri A

alfikr.id, Magelang- Wisata alam yang terletak di Kabupaten Magelang itu bernama Bukit Dagi. Tepat di daerah komplek Candi Borubudur, destinasi tersebut memiliki 275 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Bukit Dagi sendiri merupakan salah satu dari tiga bukit di kawasan Taman Wisata Candi Borubudur. Selain Bukit Dagi terdapat Bukit Jaten, dan Bukit Borubudur. Posisi bukit dagi berada di sebelah barat Candi Borubudur.  

Untuk sampai di kawasan Bukit Dagi para wisatawan dapat memanfaatkan transportasi berupa mobil klasik yang dikelola warga setempat. Sepanjang perjalanan pengunjung akan menelusuri jalan pedesaan yang dikelilingi sawah-sawah hijau.

Konon Bukit Dagi ini menjadi tempat bertemunya para tokoh besar untuk berdiskusi, menggali inspirasi, bahkan menjadi tempat untuk menyusun strategi. Di samping itu bukit tersebut juga menjadi tempat pengawasan Candi Borubudur.

Mengutip dari kompas.id, sebelum candi borubudur dibangun sekitar abad ke-8 dan Ke-9 di era Dinasti Syailendra yang merupakan penganut agama Budha Mahayana, konon Bukit Dagi memiliki dua fungsi khusus.

"Dari buku yang saya baca bukit Dagi merupakan miniatur Candi Borubudur sebelum candi tersebut di bangun. Saat pembangunan berlangsung, bukit dagi menjadi tempat untuk memantau pembangunan," tutur Dayat yang memandu wisata kala itu kepada kompas.id

Bukit Dagi memiliki nama lengkap Bukit Dagi Abhinaya. Nama tersebut diambil dari bahasa Sangsekerta yang berarti inspirasi dan kreativitas. Dengan penamaan tersebut di harapkan para pengunjung dapat mendapatkan inspirasi dan kreativitas.

Dayat menuturkan, Candi Borubudur sesungguhnya merupakan monumen agama yang digunakan sebagai tempat kontemplasi, sekaligus menggambarkan perjalanan Sang Budha. Banyak ilmu kehidupan yang bisa diambil dari monumen tersebut dan dapat dijadikan panduan dalam melakoni kehidupan.

"Kalau kata orang Jawa hakikat Borubudur adalah ilmu penguripan atau ilmu kehidupan. Manusia tak hanya dapat belajar soal struktur bangunanya saja tetapi ada banyak hal yang bisa di pelajari. Ada sopan santun disana, ada cinta kasih, ada ajaran untuk berdrema, dan ajaran untuk menjaga semesta," terang Dayat. 

Borobudur juga sekaligus menjadi simbol hubungan antara raja dan rakyat. Selain itu, Candir Borobudur memiliki keunikan pada materialnya dan proses penciptaanya. Hal itu  kemudian mengilhami Amero dalam melahirkan koleksi Lavani.

Tidak mengherankan saat sebelum pandemi Covid-19 melanda, Bukit Dagi dikenal sebagai tempat berkotemplasi. Dalam bahasa Jawa disebut laku tetirah.

Di Bukit Dagi, setelah para wisatawan menaiki anak-anak tangga menuju puncaknya terdapat halaman yang luas, di sini lah para wisatawan dapat duduk bersantai sambil menghilangkan penat setelah menaiki anak tangga.

Di bukit ini juga para wisatawan dapat menyaksikan keindahan matahari terbit dari ufuk timur. Pemandangan indah itu kian sempurna dengan hamparah pohon pinus. 

Dari atas Bukit Dagi, para wisatawan dapat melihat siluet stupa induk Candi Borubudur yang terlihat begitu agung di antara ribuan pepohonan, yang berlatar Pegunungan Menoreh yang diselimuti embun pagi. Meski tak tampak keindahan Candi Borobudur karena terhalang jarak, namun keangungan Borobudur tetap memancar layaknya sebuah mahakarya.

Dilansir dari solopos.com, di Bukit Dagi para wisatawan dapat menikmati kuliner sembari diiringi musik tradisional Gamelan. Selain itu para wisatawan dapat belajar wisata edukasi budaya seperti sesi belajar membuat kerajinan dari janur, memainkan gamelan, mendengarkan cerita sejarah Candi Borobudur dan masih banyak lagi.

Penulis
Zulfikar
Editor
Adi Purnomo S

Tags :