Siswa di China Bertaruh Nyawa Demi Sekolah

Jum'at, 27 Mei 2016 - 12:52
Bagikan :
Siswa di China Bertaruh Nyawa Demi Sekolah
Siswa-siswa bertaruh nyawa bergelantungan pada tangga untuk mencapai puncak tebing setinggi 800 meter.

BEIJING, ALFIKR.co - Beberapa foto para siswa di Desa Atuler, Provinsi Sichuan, bagian barat daya China yang perjalanannya menuju sekolah menantang nyawa, kini jadi pembicaraan. Bahkan pemerintah setempat berjanji akan memberikan bantuan pada desa terpencil di pegunungan itu.

Bayangkan saja, dalam foto itu siswa-siswa harus mendaki tebing curam setinggi 800 meter. Untuk mendakinya mereka berebutan menaiki tangga jalar yang sudah lapuk dan harus berpegangan erat pada batuan tebing.

Foto-foto ini diambil oleh Chen Jie, seorang fotografer Beijing News, pemenang penghargaan World Press Photo 2016 dengan foto tragedi ledakan Tianjin tahun lalu.

Dalam akun WeChat-nya, Chen menggambarkan ia menyaksikan 15 anak-anak sekolah di desa itu dengan usia antara enam hingga lima belas tahun memanjat tebing curam.

“Tanpa ragu saya sunggu terkejut dengan pemandangan di depan saya,”  tulisnya sembari menambahkan status bahwa ia berharap foto-fotonya bisa membantu mengubah “realitas menyakitkan” desa.

Siswa memanjat di antara batuan tebing

Api Jiti, kepala desa dari 72 kepala keluarga ini mengatakan bahwa lahan yang tersedia untuk sekolah ada di puncak gunung. Tapi menurutnya itu berbahaya. Setidaknya selama ini sudah banyak korban meninggal dari tujuh atau delapan desa. Para korban itu terjatuh saat tak mampu berpegangan ketika mendaki. Sementara itu korban luka-luka sendiri sudah sangat banyak.

Perjalanan menuju sekolah dianggap amat melelahkan karena anak-anak terpaksa memanjat gunung dan sebulan dua kali mereka harus turun kembali untuk berkumpul bersama keluarganya.

Lebih dari 680 juta warga China telah meningkat taraf hidupnya sejak keterbukaan ekonomi China yang dimulai tahun 1980-an. Namun, tidak bagi beberapa desa di sana.

Penduduk Desa Atuler sendiri harus mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dengan pendapatan kurang dari 1 Dollar AS.

Sekretaris Partai Komunis di wilayah itu mengatakan bahwa sementara akan dibangun tangga baja untuk menghubungkan desa terisolir dengan dunia luar itu sebelum solusi permanen diterapkan.

Penulis
Putro Hadi
Editor
Ahmad Efendi

Tags :