Wali Santri Merayakan Idul Adha di Pesantren

Jum'at, 30 Juni 2023 - 23:23
Bagikan :
Wali Santri Merayakan Idul Adha di Pesantren
Santri baru saat bertemu dengan keluarga ketika Hari Raya Idul Adha, tampak anak menangis merasa rindu kepada keluarga (Sumber Foto:alfikr/Imam Sarwani)

Alfikr.id, Probolinggo- Wali santri dari pelbagai daerah berduyun-duyun ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, Kamis (29/06/2023). Mereka menyambangi sang buah hati untuk melepas rindu sembari merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 H. 

Kedatangan wali santri untuk menyambang putra-putrinya di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (29/06/2023), siang. [Imam Sarwani/ALFIKR]

Melalui sambang santri, Orang tua di arahkan untuk bertemu dengan putra-putrinya. Sedangkan para santri menunggu kedatangan orang tua di tempat yang telah di sediakan.

Menjadi rutinitas pada setiap tahun, semua santri Nurul Jadid merayakan Hari Raya Idul adha di Pesantren. Mohammad Rafikhul Ardiansyah (14) santri asal Bondowoso, mengaku bahwa kegiatan malam hari raya di pesantren, lebih banyak manfaatnya ketimbang di rumah. Menurutnya, selain membaca takbir bersama, kebersamaan bersama teman-teman santri tanpa gangguan gawai sangat menyenangkan. 

Santri putra menunggu kedatangan orang tua di lokasi sambang santri, Kamis (29/06/2023), siang. [Imam Sarwani/ALFIKR]

“Daripada merayakan di rumah, meskipun banyak teman ketika masing-masing megang handphone, pasti jarang komunikasi,” ungkap Rafik saat menunggu kedatangan orang tua di halaman sambang santri pada Rabu (19/06/2023).

Lebih lanjut, Rafik menyampaikan, sebenarnya adanya sambang ini juga sebagai sarana melepas rindu sama orang tua. “Soalnya saya dari baru balik ke pesantren, baru sekarang ini minta di sambang, pas hari raya Idul Adha,” ucapnya. 

Potret santri putra menunggu orang tua sedang tidur, Kamis (29/06/2023), siang. [Imam Sarwani/ALFIKR]

Momentum satu tahun sekali, wali santri asal situbondo, Hakim mengaku, tujuan sambang ini untuk bertemu salah satu keluarga besar yang masih belajar di Pesantren. Karena, ketika satu orang keluarga tidak ada, rasanya kurang lengkap. “Meskipun jaraknya jauh berapa kilometer, tapi puas banget. Karena, yang mahal itu kebersamaannya,” tandasnya kepada alfikr.


Penulis
Khoirul Anam
Editor
Imam Sarwani

Tags :