Burhanuddin Muhtadi : Kepercayaan Publik Menurun, Perlu Transformasi Kelembagaan
Selasa, 04 Juli 2023 - 07:49alfikr.id,
Jakarta- Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa survei dua terendah terindikasi pada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Partai Politik, Minggu, (02/07/2023)
Dilansir dari
Republika, Survei Indikator Politik Indonesia menyatakan kecondongan
kepercayaan publik terhadap sembilan lembaga Negara. Tingkat pertama, masih
dipimpin oleh Tentara Indonesia (TNI) dengan jumlah kepercayaan publik sebesar
95,8 persen. Kedua, disusul Presiden dengan komposisi kepercayaan publik
sebanyak 92,8 persen. Sedangkan ketiga, diraih Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan
nilai kepercayaan publik 81,2 persen.
Untuk yang keempat,
diperoleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sejumlah 76,4 persen. Kelima,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan 75,4 persen. Selanjutnya,
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terbilang 73,8 persen. Sedangkan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) dapat 73,3 persen.
Sementara, dua terendah
diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebesar 68,5 persen dan Partai
Politik (Parpol) 65,3 persen. Terbukti, dari sembilan lembaga yang diuji hanya lembaga
DPR dan parpol berada di papan bawah.
Dikutip dari
JawaPos.com, Menurut Direktur Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi
menjelaskan, sebetulnya hasil survei DPR dan parpol tetap konsisten. “Namun,
konsistennya ada dibawah.” Sebenarnya, secara keseluruhan
kepercayaan publik mengalami peningkatan daripada survei sebelumnya.
Misalnya pada Juni tahun 2022, tingkat kepercayaan DPR berjumlah 62,6 persen dan parpol 56,6 persen. Selain
itu, survei yang sangat rendah kepada DPR dan parpol terjadi pada September tahun 2017, tingkat kepercayaan publik hanya mencapai 39,2 persen.
Burhanuddin melanjutkan, adanya kenaikan
kepercayaan publik sangat penting pada lembaga demokrasi seperti DPR. Sebab,
itu menjadi tolak ukur kepercayaan publik pada sistem berjalannya demokrasi. Selain itu, menurutnya DPR perlu melakukan transformasi kelembagaan untuk meningkatkan kinerja
yang lebih baik.
“Jika publik percaya
lembaga bisa menjalankan kinerjanya, maka bisa semakin meningkat
kepercayaannya,” terangnya.
Senada hal itu,
Habiburrokhman anggota DPR RI Fraksi Gerindra, dia menyampaikan, rilis survei
itu harus dijadikan motivasi bekerja bagi anggota DPR dan parpol. Meskipun begitu,
menurutnya, hasil survei kepercayaan publik masih bisa berubah. “Walaupun,
persepsi masyarakat sejauh ini masih negatif dan sangat kuat,” jelas Habib.
Terlebih, dia
menuturkan banyak sekali kerja DPR yang sejalan dengan pemikiran dan harapan publik,
misalnya kasus Rafael Alun dan Bima Lampung. Bahkan, Habib membantah jika pihak
DPR tidak aspiratif terhadap masyarakat. “Memang, setiap kebijakan dan regulasi
yang dihasilkan DPR tidak bisa menyenangkan semua pihak,” tuturnya.