Peringatan Maulid Nabi, Habib Jindan bin Novel: Pentingnya Sanad Dalam Mencari Ilmu
Kamis, 19 Oktober 2023 - 21:51alfikr.id, Probolinggo- Pimpinan Yayasan Al-Fachriyah, Al-Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan memberikan al-mauizatul hasanah di kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, pada Ahad (15/10/23) Malam.
Menurut Habib Jindan sapaan akrabnya, ulama Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja)
sepakat bahwasanya malam yang paling mulia bagi umat Nabi Muhammad SAW adalah
malam kelahiran Rasulullah. Sedangkan malam yang mulia bagi Rasulullah adalah
malam Isra' Mi'raj disaat Nabi menghadap kepada Allah.
"Sebab dari situlah bermula segala kebaikan dan keberuntungan bagi umat
ini, alhamdulillah sebaik-baiknya adalah nasib kita beruntung. Karena adanya
Nabi Muhammad SAW," dawuh Habib Jindan.
Lebih lanjut, Habib Jindan menyampaikan, penghuni surga terdiri dari 120
barisan dari semua umat manusia. 80 barisan umatnya Nabi Muhammad SAW. Kemudian,
40 barisan dibagi kepada umat yang lain. Seperti Nabi Musa, Isa, dan umat Nabi lainnya.
"Orang yang mengikuti Nabi, keluarganya, dan pewarisnya didunia maka orang
tersebut termasuk barisannya di hari Kiamat nanti. Tapi kalau didunia tidak mau
masuk barisannya, maka jangan harap di hari Kiamat masuk barisannya. Oleh
karena itu, jadilah bersama mereka (Nabi, keluarganya, dan pewarisnya) disini
(dunia)," tuturnya.
Termasuk dalam berdakwah, keilmuan seorang muslim harus bersumber dari Nabi
Muhammad SAW. Sebab Nabi Muhammad ketika berdakwah mendapatkan izin dan perintah
langsung dari Allah SWT. Sedangkan umat yang berdakwah, numpang izin kepada
Rasulullah SAW.
"Nabi Muhammad memberikan izin terhadap umatnya dalam berdakwah dengan
bersyarat, yaitu sampaikan yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Bukan
menyampaikan yang tidak bersanad kepada Nabi Muhammad SAW," tegasnya.
Habib Jindan juga menambahkan bahwa pemahaman hasil belajar harus bersanad,
dan orang yang berbicara tentang ilmu tanpa sanad adalah pencuri. Oleh karena
itu, muncullah kekacauan, kecacatan, dan kericuhan di tengah-tengah masyarakat.
"Akibat pengambilan ilmunya yang tidak bersanad dan orang yang tidak
bersanad, dijadikan seolah-olah pakarnya. Itulah yang bikin kacau dan rusak,"
jelasnya.
Lalu Habib Jindan menyebutkan bahwasanya penyakit orang sekarang ada dua.
Pertama, jahil yang tidak berilmu atau tidak belajar. Kedua, jahil salah
belajar atau salah guru. Sedangkan, orang yang tidak belajar adalah kebodohan
yang ringan. Namun, kalau salah belajar, salah sanad, atau salah pemahaman maka
orang tersebut jahil yang berlapis.