Desa Wisata Pulau Serangan
Rabu, 10 Juli 2024 - 07:04alfikr.id, Bali- Teringat jelas di ingatanku saat mengunjungi Pulau kecil yang terletak di selatan Bali. Pulau tersebut terlihat begitu mempesona, airnya kebiruan dan jernih sehingga dibeberapa wilayah perairan yang dangkal, bisa melihat keindahan terumbu karang.
Saat tengah menyisiri pantai kura-kura terlihat beberapa wisatawan dan petugas Turtle Conservation (TCEC) tengah melakukan pelepasan Tukik di bibir pantai.
Pulau yang menawarkan pelbagai macam keindahan destinasi wisata itu bernama Pulau Serangan. Pulau tersebut terdapat kampung Bugis, pantai kura-kura, Pura Sakenan dan masih banyak lainya. "Tempat rekreasi murah dan indah, serta banyak spot untuk memancing dan terbilang cukup asri,” kata Agus Santoso, salah satu pengunjung Pulau Serangan.
Untuk sampai ke Pulau Serangan, para wisatawan bisa menempuh jalan darat dari jembatan penghubung antara Pulau Bali dan Serangan. Atau bisa juga mengenakan perahu dari tanjung Benoa. Dilansir dari laman balitoursclub.net, luas Pulau Serangan sekitar 365 hektare dengan panjang 2,9 kilometer.
Masyarakat setempat biasanya menggantungkan hidup dari hasil tangkapan di laut. Karena Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar telah menetapkan 2 tempat di Bali yakni Sanur dan Serangan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tertuang dalam peraturan Pemerintah (PP) No. 41 tahun 2022 dan PP No. 23 tahun 2023.
Perlahan-lahan matapencaharian masyarakat Pulau Serangan pun mulai beralih ke penjajakan kuliner, yang di olah dari hasil tangkapan laut. Berdasarkan Bada Pusat Statistik (BPS) Bali mengenai pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023, mengalami peningkatan sebesar 5,71% dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,84%.
Dilansir dari antaranewsbali.com, Ni Luh Putu Riyastiti selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar menyampaikan bahwa, mengembangkan pariwisata tak sekadar mengutamakan keuntungan, tapi juga mempertimbangkan aspek sosial budaya dan lingkungan masyarakat sekitar.
“Masyarakat Serangan memiliki peluang untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui desa wisata. Jangan sampai hanya menjadi penonton di wilayah sendiri, kami harap dapat berubah bersama ke arah yang lebih baik,” tuturnya.