Penyebab Suhu Dingin di Malam Hari

Selasa, 16 Juli 2024 - 17:32
Bagikan :
Penyebab Suhu Dingin di Malam Hari
Ilustrasi Bukit Moko, Bandung, Jawa Barat. [Sumber foto: Shutterstock]

alfikr.id, Probolinggo- Akhir-akhir ini, Pulau Jawa dan wilayah sekitar dilanda cuaca dingin yang cukup tinggi dengan suhu rata-rata 21° sampai 25° celcius. Parahnya, cuaca dingin saat ini mencapai 16° celcius. Fenomena ini, sering kali terjadi di penghujung musim kemarau. Biasanya masyarakat Jawa menyebutkan musim bediding yang artinya perubahan suhu drastis di musim kemarau.

Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan bahwa, fenomena tersebut di tandai dengan menurunnya suhu udara secara mendadak pada malam hari.

“Fenomena bediding umum terjadi di Indonesia. Puncaknya terjadi ketika musim kemarau,  terutama pada bulan Juli sampai September,” tuturnya dilansir dari kompas.com.

Menghadapi cuaca dingin, masyarakat pada bulan tersebut  biasa menutup sela-sela rumahnya menggunakan kain agar kondisi rumah tetap hangat. Dan selalu menjaga kondisi tubuh dengan meminum minuman hangat semacam wedang jahe, wedang ronde, wedang angsle, dan lainnya.

Menurut Deputi BMKG Guswanto menyebutkan, salah satu faktor penyebab utamanya adalah angin muson timur. Angin ini bertiup dari Australia menuju Asia melalui wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia.

Angin muson sendiri merupakan pergerakan besar udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara di daratan dan lautan. Sementara itu, setiap tahunnya terdapat perubahan dalam pola angin muson di wilayah Samudera Hindia dan bagian selatan Asia.

Selain itu, bediding juga disebabkan oleh musim kemarau. Teguh Rahayu selaku Kepala Stasiun Geofisika menjelaskan, jika di musim kemarau bumi menyerap seluruh panas yang dikeluarkan matahari. Efeknya, di malam hari akan terjadi pelepasan energi panas bumi secara maksimal.

“Dampaknya adalah suhu udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari,” ujarnya di lansir dari tribunjabar.id.

Di samping fenomena tersebut, dirinya mengimbau masyarakat agar tidak panik, karena suhu dingin ekstrem di bulan kemarau memang sering terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan.“Kami mohon untuk masyarakat menjaga kesehatan, dan mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama pada waktu malam hari,” imbaunya.

Penulis
Randy Eka Saputra
Editor
Ibrahim La Haris

Tags :