alfikr.id, Probolinggo - Menyambut 17 Agustus sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia, Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP.Pomas) Universitas Nurul Jadid (Unuja) menggelar kegiatan Istighosah Kebangsaan dan Do’a Bersama.

Acara yang berlangsung pada Kamis (08/08/2024) malam tersebut, bertempat di asrama Pondokan Mahasiswa dan dihadiri oleh seluruh penghuni asrama. Istighosah dipimpin langsung oleh Kepala LP.Pomas Unuja, Moh. Jasri.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan agar cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia tercapai, serta terciptanya kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera di bawah lindungan Allah SWT.

Selain itu, mahasiswa juga mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan. Termasuk Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im, serta para santri dan masyarakat yang berjuang melawan penjajahan Kolonial Belanda di Pulau Madura.

Moh. Jasri, menegaskan bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara adalah salah satu prinsip utama yang harus dimiliki oleh para santri dan mahasiswa di Universitas Nurul Jadid. Ia menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai kebangsaan sebagai bagian dari pendidikan karakter di lingkungan Unuja.

Kesadaran berbangsa dan bernegara, sebagaimana dikutip dari buku KH. Zaini Mun'im: Pengabdian dan Karya Tulisnya, oleh M. Masyhur Amin dan M. Nasikh Ridwan, merupakan salah satu dari lima kesadaran yang diajarkan KH. Zaini Mun'im kepada para santrinya.

Lima kesadaran tersebut adalah: Kesadaran Beragama, Kesadaran Berilmu, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Kesadaran Bermasyarakat, dan Kesadaran Berorganisasi. Bagi santri Nurul Jadid, prinsip-prinsip ini telah dihayati dan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menekankan bahwa “Cinta tanah air adalah bagian dari iman” (Hubbul wathan minal iman), para santri dan mahasiswa Universitas Nurul Jadid diharapkan dapat ikut berperan dalam menjaga dan membangun bangsa Indonesia.