Halaqah Ramadan Nasional: Menyambung Sanad Perjuangan Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid

Sabtu, 15 Maret 2025 - 19:57
Bagikan :
Halaqah Ramadan Nasional: Menyambung Sanad Perjuangan Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid
Potret KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid saat menyampaikan sambutan. [Sumber foto: tim IT. Pondok Pesantren Nurul Jadid]

alfikr.id, Probolinggo- Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Pusat menggelar Halaqah Ramadan Nasional Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan tema Menyambung Sanad Perjuangan. Kegiatan ini berlangsung di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid selama dua hari, Jumat hingga Sabtu (14–15/03/2024).

Selain itu, acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 alumni dari berbagai profesi, termasuk akademisi, birokrat, pengusaha, advokat, jurnalis, seniman, politisi, serta tokoh masyarakat dan agama.  

Ketua P4NJ Pusat, KH. Junaidi Mu’thi, menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk menyatukan para alumni dari berbagai latar belakang agar dapat membentuk kekuatan yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara, khususnya bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Juga tidak muncul yang namanya saling mengucilkan antar umat Islam, khususnya santri Nurul Jadid,” ujarnya dalam sambutan.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, mengapresiasi terselenggaranya acara ini, karena memberikan kesempatan bagi para alumni untuk bersilaturahmi dan menjaga hubungan persaudaraan. Menurut beliau, silaturahmi membawa banyak keberkahan, termasuk umur yang bermanfaat, kelapangan rezeki, serta bertambahnya ilmu dan wawasan. 

“Melalui silaturahmi ini, kita juga bisa kembali menyambung sanad perjuangan kepada guru-guru kita hingga kepada Nabi Muhammad SAW,” dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini.

Beliau juga menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam, sanad memiliki arti penting sebagai sandaran dalam keilmuan dan amaliah. Santri harus memiliki sanad yang tersambung hingga Rasulullah SAW., karena ilmu agama tidak hanya mengandalkan kecerdasan dan ketekunan, tetapi juga bergantung pada jalur keilmuan yang sahih.  

“Dalam belajar agama, murid harus punya guru yang sanadnya sambung pada Nabi Muhammad. Karena Rasulullah menerima ajaran Islam langsung dari Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril melalui wahyu,” dawuhnya.  

Lebih lanjut, KH. Moh. Zuhri Zaini menegaskan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah, bukan karena Allah membutuhkan ibadah, karena ibadah adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan dunia hingga akhirat. Selain belajar, santri maupun alumni juga memiliki kewajiban untuk menyebarkan ilmu yang telah diperoleh melalui dakwah, baik dengan lisan maupun melalui tindakan dalam berbagai profesi.  

“Supaya sanadnya tetap sambung apa pun profesinya, maka kita berdakwah sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad, karena beliau merupakan manusia yang kompleks, memiliki berbagai profesi,” pungkasnya.

Penulis
Moh. Dzikrillah
Editor
Saipur Rahman

Tags :