Gus Rozin : Ada 34 Catatan Selama LSN Berlangsung

Sabtu, 29 Oktober 2016 - 23:03
Bagikan :
Gus Rozin : Ada 34 Catatan Selama LSN Berlangsung
Ketua Panitia Nasional Liga Santri Nusantara Abdul Ghaffar Razin bersama dengan tokoh santri nusantara Abdul Muhaimin Iskandar. (Foto: Ata Amrullah/ALFIKR.CO)

YOGYAKARTA, ALFIKR.CO - Liga Santri Nusantara (LSN) sudah memasuki babak grand final. Dua pesantren akan memperebutkan piala Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi, yakni Pondok Pesantren Nur Iman Yogyakarta dan Pondok Pesantren Wali Songo Sragen.

Perjalanan LSN hingga babak final, ada 34 catatan yang sudah menjadi perhatian khusus Ketua Panitia Nasional LSN, KH. Abdul Ghaffar Rozin. Catatan tersebut akan dibawa ke dalam rapat evaluasi. 

"Catatan itu tidak bisa saya beberkan sekarang. Cukup akan dibahas di internal," terang Gus Rozin, sapaan akrab Abdul Ghaffar Rozin. 

Hal yang paling fundamental dalam LSN, kata Gus Rozin, yakni bagaimana memberikan pemahaman bahwa LSN sebagai ajang silaturrahim antar pesantren di seluruh Indonesia. Hal lainnya yakni mencari bibit terbaik pemain bola dari pondok pesantren. 

"Dalam LSN, santri yang diikutkan harus benar-benar sesuai dengan kondisi pemain yang ada dan apa adanya. Dengan demikian, proses pembinaannya ke depan lebih bagus," ujarnya. 

Pria yang juga ketua Rabitha Ma'ahid Al Islamy PBNU ini menambahkan, jika pemain yang diikutkan dalam LSN sudah keliru dari awal, maka proses pembinaannya ke depan akan mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, beberapa kesalahan selama pelaksanaan LSN, akan terus diperbaiki. 

Termasuk yang harus diperbaiki yakni dari transparansi penggunaan anggaran. Sebab jika transparan, maka bisa jadi LSN akan dilirik oleh pihak sponsor dan sudah tidak mengandalkan dana dari pemerintah terus. Untuk melangkah ke sana, masih dibutuhkan waktu. Namun perjalanannya harus dimulai tahun ini dan harus terus ditingkatkan. 

Ditegaskan Gus Rozin, LSN masih belum masuk ke tahap ideal untuk menuju liga profesional. Namun beberapa apresiasi sudah datang dari pihak luar. Misalnya soal fair play dan ahlaqul karimah pemain di lapangan dan kepada wasit. 

"LSN menjadi magnet baru bagi sepak bola di Indonesia. Jika ahlaqul karima dan fair play diterapkan di liga profesional lainnya, maka LSN pengaruhnya sangat luar biasa," ungkapnya.*

Penulis
Elang Mulia
Editor
Ahmad Efendi

Tags :