Zaman Modern Jangan Sembarangan Memilih Guru

Senin, 04 Desember 2017 - 08:02
Bagikan :
Zaman Modern Jangan Sembarangan Memilih Guru
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini. (Foto: ALFIKR.CO)

PAMEKASAN, ALFIKR.CO - Di zaman modern, manusia bisa dengan mudah mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari manapun dan dari siapapun. Apalagi informasi dan tekhnologi sudah ada di genggaman manusia. Namun, untuk ilmu agama, umat Islam dianjurkan agar tidak sembarangan menjadikan seseorang atau alat untuk dijadikan guru. 

Hal ini disamapaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, saat memberikan tausiyah kepada para santri dan undangan acara Forum Komunikasi Santri (FKS) Pamekasan di Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Ahad (3/12/2017) malam.

Kiai Zuhri menuturkan, umat Islam jangan sembarangan belajar ilmu agama. Belajar ilmu agama harus kepada orang atau guru yang ilmunya bisa bersambung kepada Rasulullah. Sehingga ilmu yang didapatkan kelak, bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. 

"Kalau belajar ke internet, bagaimana ilmu itu dipertanggungjawabkan kepada Allah?. Belajarlah kepada guru yang sanad keilmuannya bersambung kepada Rasulullah sebagai penerima wahyu dari Allah," ujar Kiai Zuhri. 

Pengurus Syuriah NU Jawa Timur ini mengisahkan tentang salah satu orang yang belajar amalan-amalan agama yang bersumber dari internet. Tanpa bimbingan guru, amalan berisi tentang bagaimana cara bertemu dengan ruh para wali dan orang-orang soleh, itu dipraktekkan. Selang beberapa minggu kemudian, orang tersebut mengalami depresi berat. Orang tuanya yang tidak tahu penyebab stres anaknya, mendatangi seorang kiai. 

Di hadapan kiai, orang tua anak tersebut mengatakan bahwa anaknya mengamalkan salah satu amalan yang bersumber dari internet. Akhirnya seorang kiai tersebut hanya tersenyum ketika mendengar ilmu yang dipelajari anak tersebut, bersumber dari internet. 

Kiai Zuhri mengungkapkan, belajar agama tidak hanya mengandalkan otak dan kecerdasan saja. Sebab ilmu juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jika ilmu hanya bersandar kepada otak dan kecerdasan, tokoh seperti Christiaan Snouck Hurgronje dan Van Der Plas yang pernah hidup di Indonesia dan belajar agama Islam sampai ke Arab adalah contohnya. Namun ilmu yang mereka dapatkan, tidak bisa membawa keimanan dan keislaman di jalan Allah. 

"Sekarang Islam sudah bukan hanya sebagai agama saja, tetapi sudah sebagai ilmu pengetahuan. Orang non muslim di Eropa, banyak yang mempelajari Islam tetapi mereka tidak iman kepada Allah dan rasulnya," ungkapnya.*

Penulis
Ahmad Efendi
Editor
Wandy Abdullah

Tags :