Film Dokumenter The Bajau, Bernilai Positif Bagi Para Nelayan

Sabtu, 25 Januari 2020 - 14:49
Bagikan :
Film Dokumenter The Bajau, Bernilai Positif Bagi Para Nelayan

PAITON, ALFIKR.CO-Mantan Kepala Desa Randutata, Mohammad Said mengatakan, pemutaran film dokumenter ‘The Bajau’ produksi Wacthdoc, sangat bernilai positif bagi masyarakat khususnya para nelayan, dan bisa menjadi bahan intropeksi– jangan sampai kita merusak alam.

Hal itu, diungkapkan ketika dimintai tanggapan mengenai kegiatan pemutaran film dokumenter ‘The Bajau’, diselenggarakan Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Universitas Nurul jadid (PK. PMII UNUJA), Paiton, Probolinggo, pada Jumat malam (24/01/2020).

“Film dokumenter ‘The Bajau’, bernilai positif bagi masyarakat khususnya nelayan Desa Randutatah. Hal itu, bisa menjadi bahan intropeksi bagi kita semua jangan sampai merusak alam khususnya laut,” katanya saat diwawancarai Alfikr.co.

Untuk menjaga alam, menurutnya, perangkat Desa Randutatah juga ikut serta aktif dalam penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya merawat laut. Dengan cara penanaman pohon bakau, dan penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

Beliau melanjutkan, bahwa mata pencaharian masyarakat di Desa Randutatah, ada sekitar 75 % nelayan yang berngantung kepada hasil laut, dan sisanya pertanian. “Jika masyarakat sudah tidak memungkinkan untuk menjadi nelayan maka akan beralih ke pertanian,” andainya.

Tetapi, demi menjaga ikan untuk hasil tangkap para nelayan. “Kita membuat rumpon laut, terbuat dari kayu-kayu bekas agar banyak ikan yang datang berkumpul. Dengan begitu, tidak akan membuat repot para nelayan yang mencari ikan. Hampir semua nelayan di sini punya rumpon laut,” sambungnya.

Selain itu pula, ia menambahkan, bahwa dulu pernah ada kapal-kapal besar dari Kota Probolinggo yang masul 1 Mil dari wilayah Desa Randutatah  untuk mencari ikan; seharusnya tidak boleh.

Maka menyikapi hal tersebut, “Desa Randutatah nanti akan memprogramkan bentuk pengejaran mengunakan kapal kecil (speedboat). Jadi kalau ada kapal besar bisa langsung dikejar dan ditangkap, karena bisa merusak terumbu karang,” imbuhnya.

 

Penulis
Mohammad syauqi
Editor
Rahmat Hidayat

Tags :