Pertemuan Bahas Krisis Rusia-Ukraina, Sri Mulyani: Dua Paragraf Gagal Disepakati
Minggu, 17 Juli 2022 - 09:18Pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral
atau Finance Ministers anad Central Bank Governors (FMCBG) G20 tidak
menghasilkan pernyataan bersama atau komunike. Dari 14 paragraf Chair's Summary
yang diusulkan sebagai komunike, terdapat dua paragraf yang gagal disepakati.
"Ada 14 paragraf hasil dari pertemuan hari ini.
Kebanyakan paragraf tersebut didukung negara G20, hanya dua paragraf yang ada
perbedaan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat konferensi
pers di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022).
Sri Mulyani menjelaskan, dua paragraf yang tidak disepakati
bersama tersebut mengenai ketegangan geopolitik di mana tiap negara anggota G20
memiliki pendirian masing-masing. Terutama soal perang Rusia-Ukraina. Sebab,
meskipun forum G20 membahas isu perekonomian dunia, namun karena terjadinya
peningkatan ketegangan geopolitik di Rusia dan Ukraina membuat irisan antara
tensi politik dan isu ekonomi.
"Tentu saja kami benar-benar menempatkan itu dalam
konteks di satu sisi ini mencerminkan semua pandangan anggota ini dan di sisi
lain ada masalah yang belum bisa mereka rekonsiliasi," ucapnya. Bendahara
Negara itu melanjutkan, terkait tantangan dan risiko pemulihan ekonomi saat
ini, negara anggota G20 berkomitmen untuk mencari strategi untuk keluar dan
pulih dari dampak pandemi.
Negara anggota G20 juga mengantisipasi tantangan ketegangan
geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina, kenaikan inflasi global, dan
ketahanan energi dan pangan. Poin kedua yang tidak disepakati adalah mengenai
kerawanan pangan imbas perang Rusia melawan Ukraina. Mayoritas anggota sepakat
bahwa ada peningkatan kerawanan pangan dan energi yang mengkhawatirkan, yang
dirasakan secara tidak proporsional oleh kelompok rentan.
"Beberapa juga menyatakan keprihatinan tentang ketersediaan
pupuk yang berpotensi memperburuk krisis pangan," ujarnya.
Para anggota menegaskan komitmen mereka untuk menggunakan
semua alat kebijakan yang tersedia untuk mengatasi tantangan ekonomi dan
keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan. Banyak anggota siap untuk
mengambil tindakan kolektif yang cepat mengenai ketahanan pangan, termasuk
dengan bekerja dengan inisiatif lain.
Anggota mendukung inisiatif multilateral. Beberapa anggota
juga meminta lembaga keuangan internasional untuk mengimplementasikan komitmen
dalam Rencana Aksi untuk Mengatasi Kerawanan Pangan. Anggota juga menyambut
baik Seminar Tingkat Tinggi tentang Penguatan Kolaborasi Global untuk Mengatasi
Kerawanan Pangan. Para anggota sepakat untuk menjaga stabilitas keuangan dan
kesinambungan fiskal jangka panjang.
Di sisi lain, G20 telah sepakat untuk berkomitmen
mengumpulkan dana hibah untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR)
pandemi dalam Financial Intermediate Fund (FIF) yang saat ini telah terkumpul
1,28 miliar dolar AS. Dia mengatakan, dalam pertemuan FMCBG ketiga pada dua
hari kemarin, terdapat beberapa negara yang menyatakan akan mendukung FIF baik
dari gagasan maupun kontribusi dana, yaitu Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab,
Jepang, dan Korea Selatan.
"Bank Dunia dalam hal ini lewat pertemuan dewan, mereka
sepakat melanjutkan untuk menciptakan FIF dan melakukan gugus tugas untuk
co-chair bersama Indonesia dan Italia ini akan terus dilanjutkan dan para
negara donor kita juga akan bekerja sama dengan Bank Dunia, WHO, dan pemangku
kepentingan lain," jelasnya.
Pertemuan kemarin juga membahas isu di sektor keuangan
berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. "Dalam
pertemuan FMCBG, dua topik lain yang dibahas, yaitu pajak dan pembangunan,
serta transparansi pajak," ujarnya.