Rukun Tani Sumberejo Pakel Merawat Sumber Mata Air dan Mencegah Bencana dengan Menanam Bersama
Selasa, 27 September 2022 - 18:24alfikr.id, Banyuwangi-Rukun Tani Sumberejo Pakel (RTSP), Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, dan jaringan solidaritas menggelar penghijauan di area lindung lahan reklaiming, yakni di area Taman Glugo dan Pongkor, Selasa (27/09/2022).
Ada sekitar 1000 bibit pohon yang disiapkan untuk ditanam, antara lain durian, langsep, aren, alpukat, bambu, jengkol, dan petai. Pohon-pohon tersebut dipilih karena bagus untuk merawat lahan dan air.
Sujinah, anggota RTSP menuturkan bahwa salah satu motivasi kegiatan itu yakni untuk mencegah bencana, merawat lahan resapan dan sumber mata air yang menjadi tumpuan kehidupan warga Desa Pakel. Di sisi lain, Sujinah menegaskan bahwa penanaman itu sebagai bagian dari tanggung jawab RTSP.
"Penanaman ini dilakukan warga Pakel sebagai bagian tanggung jawab kami dari Rukun Tani yang merebut Bumisari agar lebih baik. Kegiatan ini tidak bisa lepas dari dukungan banyak pihak dari WALHI Jatim, LBH Surabaya dan jaringan solidaritas," terang Sujinah salah satu anggota Rukun Tani Sumberejo Pakel.
Hal itu diamini oleh Herman, anggota RTSP lainnya. Ia mengatakan bahwa kawasan itu memang sudah tampak hijau. Hanya saja untuk semakin menambah keasriannya, Herman melanjutkan, warga berinsiatif untuk menambah pohon di sana, dan menunjukkan jika RTSP benar-benar peduli dengan lingkungan hidup. "Penanaman ini untuk merawat (sumber mata, red) air dan mencegah longsor sebagai kegiatan pertama," ujar Herman.
"Rata rata tanaman mahoni dan kopi, dulu ada pohon beringin, garu, jagir, paling banyak dipotong PT Bumisari adalah beringin dan jagir, dipotong untuk kepentingan perkebunan. Sementara itu pohon mahoni ternyata untuk dipotong dan dijual pada rata-rata umur 7-10 tahun," ungkap Harun.
Padahal sumber mata air itu sangat penting bagi kehidupan warga Pakel. Lebih-lebih 777 warga Dusun Dorenan dan 500 warga Dusun Pakel. Harun mengatakan warga khawatir tiga sumber mata air itu semakin mengering. Itu sebabnya warga melakukan penanaman kembali untuk menambah vegetasi di lahan-lahan tersebut.
"Penanaman ini sebagai bagian dari mengganti tanaman yang usianya ratusan tahun yang telah dibabat oleh Bumisari untuk perkebunan. Jadi ini RTSP mengganti dengan menanamnya supaya air tetap lancar dan lingkungan tetap lestari serta terhindar dari bencana," tegas Harun.
Wahyu Eka Setyawan, Direktur Eksekutif WALHI Jatim mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa penanaman itu merupakan bukti bahwa warga berkomitmen untuk merawat sumber mata air dan lingkungan. Kegiatan ini merupakan bagian tanggung jawab warga Pakel untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan lokal mengenai mengelola lahan dan mata air yang berdaya pulih.
"Selama ini warga selalu dituduh merusak lingkungan, tapi sebaliknya warga tidak hanya memanfaatkan lahan, tetapi juga merawatnya. Karena air, kesuburan lahan dan keanekaragaman hayatinya adalah sumber-sumber agraria yang penting untuk pertanian," terang Wahyu.
Sebagai informasi, warga yang RTSP, Desa Pakel, Kecamatan Banyuwangi, melakukan pendudukan dan merebut kembali lahan seluas 271.6 hektar yang dirampas PT Bumi Sari untuk sekitar 800 petani tak berlahan. Tepat pada 24 September 2022 lalu, mereka memperingati dua tahun pendudukan dengan menggelar berbagai kegiatan.