Gas Air Mata Polisi dalam Kerusuhan di Kanjuruhan Malang

Minggu, 02 Oktober 2022 - 03:17
Bagikan :
Gas Air Mata Polisi dalam Kerusuhan di Kanjuruhan Malang
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. [Foto/Okezone.com)

alfikr.id, Probolinggo - Laga bertajuk Derby Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya yang berlangsung pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB berakhir ricuh. Dari vidio amatir yang alfikr.id lihat, ribuan Aremania, supporter Arema FC) tumpah ruah ke dalam lapangan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Aksi itu buntut dari kekalahan Arema FC 2-3 dari Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Kericuhan pada laga pekan ke-11 Liga 1 itu berawal saat  Aremania turun ke lapangan setelah peluit panjang dibunyikan. Mereka kecewa setelah tim kesayangan mereka kalah dari sang rival bebuyutan di kandang sendiri.

Aparat kepolisian berusaha untuk mengontrol situasi yang tidak kondusif itu. Sayangnya dari vidio yang beredar di media sosial memperlihatkan aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Gas air mata itu membuat para penonton di tribun kalang kabut. Situasi itu semakin kacau karena mereka berusaha untuk mencari jalan ke luar dengan berdesak-desakan.

Kondisi tersebut membuat sejumlah penonton jatuh dan terinjak penonton lain.  Situasi kalut itu pun membuat dada sesak. Bahkan hingga berita ini dirilis, tercatat 70 Aremania meninggal dunia. 

Padahal, penggunaan gas air mata di dalam stadion merupakan pelanggaran kode kemanan FIFA. Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 jelas disebutkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.

Bahkan dalam pasal tersebut juga disebutkan bahwa kedua benda ini dilarang dibawa masuk ke dalam stadion. 

FIFA melarang penggunaannya di dalam stadion karena ruangan semi-tertutup di tribune serta akses evakuasi pintu stadion karena massa akan berebut keluar melalui pintu yang sempit.

Penulis
Abdul Razak
Editor
Ahmad Efendi

Tags :