Striker Arema: Di Ruang Ganti Delapan Orang Meninggal di Depan Kami
Minggu, 02 Oktober 2022 - 23:31alfikr.id, Malang-Tragedi Kanjuruhan merupakan sejarah kelam kemanusiaan di Indonesia. Ratusan orang meninggal dunia. Bahkan, striker asing Arema FC, Abel Camara, mengaku menyaksikan langsung korban-korban yang dibawa ke ruang ganti dan menghembuskan napas terakhir.
Dia menuturkan Arema FC vs Persebaya merupakan derby yang sangat lama. Dalam kurun seminggu, di seluruh kota sudah terasa bahwa ini merupakan pertandingan dengan lebih dari tiga poin. “Mereka bilang ini adalah permainan hidup dan mati,” kata Camara mengisahkan. Dia menyebutkan, bahwa kita bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini. “Atmosfernya tegang," kata Camara, dilansir dari Mais Futebol.
Usai peluit panjang dibunyikan, Arema FC kalah. Seluruh pemain meminta maaf kepada suporter. Mereka mulai memanjat pagar, dan bergantian pergi ke ruang ganti. Sejak saat itu, Camara melanjutkan, mulai mendengar tembakan.
"Kami ada orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Ada sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti. Kami harus tinggal di sana selama empat jam,” ucapnya.
Ketika para pemain pergi, dan semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, serta pakaian di aula stadion. Di luar stadion, Camara juga melihat mobil suporter dan polisi terbakar. Perjalanan Camara dari stadion ke tempat latihan berjalan mulus.
“Sekarang kami berada di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi," demikian kata Abel Camara.
Seperti diketahui, Laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, berakhir tragis. Bentrokan terjadi antara fans yang masuk ke lapangan dengan aparat yang mencoba membubarkan kerumunan.
125 kematian terkonfirmasi dalam Tragedi Kanjuruhan. Insiden ini pun menjadi duka sepakbola nasional dan menarik perhatian internasional.