Celah Keamanan Pertahanan Cyber AS di Ketahui China

Senin, 10 Oktober 2022 - 23:09
Bagikan :
Celah Keamanan Pertahanan Cyber AS di Ketahui China
Ilustrasi Hacker [Sumber foto : agen federal AS]

alfikr.id, Jakarta- Dewasa kini, banyak sekali hacker yang meretas sistem keamanan berbagai Negara, bahkan sistem keamanan cyber tak luput menjadi incaran. Dilansir dalam CNN Indonesia, Badan Keamanan Nasional (NSA), Badan Keamanan CyberSecurity dan Infrastruktur AS (CISA) dan Biro Investigasi Federal (FBI), mengungkapkan bahwa kerentanan keamanan yang paling banyak dieksploitasi oleh peretas asal China.

Peretasan ini dilakukan untuk menyasar pemerintah dan jaringan  infrastuktur yang penting di AS. Kerentanan keamanan ini ditargetkan oleh peretas yang didukung oleh China, ketiga agen federal itu mengatakan peretasan yang disponsori China menargetkan jaringan dan perusahaan teknologi AS dan sekutu, agar bisa mendapatkan akses ke jaringan sensitive dan mencuri kekayaan intelektual.

“NSA, CISA dan FBI teerus menilai aktivitas cyber yang disponsori Negara China sebagai salah satu ancaman terbesar dan paling dinamis terhadap pemerintahan AS dan jaringan sipil,” ujar peneliti cyber kepada wartawan CNN Indonesia.

“CSA bersama ini didasarkan kepada pelaporan NSA, CISA dan FBI sebelumnya untuk memberi tahu pemerintah federal dan Negara bagian, lokal, suku dan territorial (SLTT); infrastruktur penting, termasuk Sektor Pangkalan Industri Pertahanan dan organisasi sector swasta,” sambungnya.

Dalam mewanti-wanti hal tersebut, peneliti menggabungkan mitigasi yang direkomendasikan sebagai kelamahan yang dianggap paling banyak dieksploitasi oleh peretas China. Serta metode deteksi dan teknologi yang rentan untuk membantu pembela menemukan dan memblokir upaya serangan yang masuk.

Ketiga lembaga itu juga mendesak pemerintah AS dan sekutu, penyedia infrastruktur dan organisasi sektor swasta, untuk menerapkan langkah-langkah mitigasi agar mempertahankan diri dari serangan cyber yang di sponsori China. Mereka menyarankan organisasi untuk menerapkan patch keamanan sesegera mungkin, menggunakan otentikasi milti-faktor (MFA) tahan phising bila memungkinkan,  dan mengganti infrastruktur jaringan akhir masa pakai yang tidak lagi menerima patch keamanan. 

Penulis
Sukma Agung Adi Luwih
Editor
Andre Dimas Fernando

Tags :