
KH Moh Zuhri Zaini: Memasuki Tahun Politik, Hargai Perbedaan
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, KH Moh Zuhri Zaini menjelaskan bahwa tahun 2018 masuk tahun politik. Ikhtilaf (perbedaan pendapat) merupakan hal yang wajar.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, KH Moh Zuhri Zaini menjelaskan bahwa tahun 2018 masuk tahun politik. Ikhtilaf (perbedaan pendapat) merupakan hal yang wajar.
Umat Islam jangan sembarangan belajar ilmu agama. Belajar ilmu agama harus kepada orang atau guru yang ilmunya bisa bersambung kepada Rasulullah
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menjelaskan tasawuf bukan sekedar ilmu atau wacana, melainkan jalan hidup kita. Sebab, membahas tasawuf pada hakikatnya berbicara tentang diri kita sendiri.
“Tidak selamanya hidup fakir atau hidup sederhana berada dalam posisi rendah dan terhina. Hidup fakir adalah hamparan anugerah Allah yang hakiki. Sementara bagi orang arif (makrifat), hidup fakir di dunia adalah merupakan kesempatan untuk memperoleh anug
Dengan menyadari kelemahannya, posisi manusia yang tidak punya kekuasaan apa-apa di dunia ini, tidak serta merta berbuat sombong.
"Kita harus belajar miskin, sebelum terjatuh dalam kemiskinan yang sebenarnya. Nafsu kita jangan sampai terlalu kuat. Kalau terlalu kuat perlu kiranya ditekan dengan belajar susah, sehingga gejolak nafsu akan lemah,"
Banyak orang yang ingin jadi pemandu pelatihan haji dan umroh dari pada menjadi pemandu pelatihan sholat. Karena fasilitasnya, dan dan gajinya yang lebih menguntungkan.
Perkembangan tekhnologi informasi, berdampak kepada cepatnya informasi yang sampai kepada masayrakat. Namun informasi yang disampaikan dan diterima oleh masyarakat, belum tentu benar semua. Bahkan banyak informasi yang disebar, membutuhkan klarifikasi.
menghadirkan kehidupan yang dijalani Rasulullah pada saat ini, baik secara pribadi maupun secara kolektif akan menjadi solusi atas semua persoalan yang terjadi.
KHR. As'ad Syamsul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Situbondo dan KH Abdul Hamid Pasuruan, mampu berkomunikasi jarak jauh hingga ratusan kilometer tanpa alat komunikasi.