KH Moh Zuhri Zaini: Memasuki Tahun Politik, Hargai Perbedaan
Senin, 12 Maret 2018 - 10:05JEMBER, ALFIKR.CO - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, KH Moh Zuhri Zaini menjelaskan bahwa tahun 2018 masuk tahun politik. Ikhtilaf (perbedaan pendapat) merupakan hal yang wajar.
“Yang terpenting harus saling menghargai perbedaan dan menjauhi Iftiraq (perpecahan),” jelas beliau saat memberikan tausiyah reuni rutin para alumni di Tanggul, Jember, Senin (11/03/18).
Beliau juga mengingatkan alumni bebas menyalurkan aspirasi politik. Terpenting menggunakan kendaraan (partai) yang mengarah pada tujuan yang sama. Karena menurut beliau, hampir semua partai politik saat ini lebih berorientasi program dan figur, bukan lagi pada ideologi.
Selain itu Kiai Zuhri juga menyinggung bibit-bibit kelompok yang saat ini ingin merongrong NU dan NKRI. Untuk itu, alumni sebaiknya menghindar dari kelompok-kelompok tersebut.
"Pendiri ( PP Nurul Jadid) dan para pengasuh terdahulu selalu istiqomah memperjuangkan NU, karena paling sesuai dengan Islam Nusantara yang tawassuth (moderat) dan menghargai segala jenis perbedaan," kenang beliau atas perjuangan KH Zaini Munim, Pendiri PP Nurul Jadid.
Menurut beliau, menghargai perbedaan itu tertuang dalam Piagam Madinah yang diakui Nabi Muhammad SAW. Kepada para alumni, beliau berpesan agar melanjutkan perjuangan KH. Zaini Munim sebagaimana tergambar saat hijrah dari Madura ke Sukorejo hingga mendirikan PP. Nurul Jadid.
”Tentunya disesuaikan dengan keahlian dan bidangnya masing-masing, termasuk juga ekonomi. Namun, Ikhtiyar (usaha) harus selalu dibarengi doa dan riyadhoh supaya bersamaan dengan ridho Allah SWT,” pesan Kiai Zuhri.