Kiai Zuhri : Sebelum Doa Dikabul Manusia Masih Diuji

Senin, 23 Januari 2017 - 11:11
Bagikan :
Kiai Zuhri : Sebelum Doa Dikabul Manusia Masih Diuji
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini. (Foto: ALFIKR.CO)

PROBOLINGGO, ALFIKR.CO – Manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan hanya bergantung kepada Allah. Namun kelemahan manusia tak perlu ditampakkan kepada orang lain karena hal itu kurang benar. Kelemahan manusia hanya digantungkan dan dipasrahkan kepada Allah.

Pesan inilah yang disampaikan K. Moh. Zuhri Zaini, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Karanganyar, Paiton, Probolinggo, dalam pengajian rutin kitab Al Hikam pagi hari.

Dengan menyadari kelemahannya, posisi manusia yang tidak punya kekuasaan apa-apa di dunia ini, tidak serta merta berbuat sombong.

“Kalau kita pasrah dan bergantung hanya pada Allah, pasti Allah akan mendampingi dan melindungi kita, tapi jangan hanya cuma pasrah, kalau hanya pasrah saja itu malas namanya, namun disertai dengan mengikuti segala perintahNya,” jelas Kiai Zuhri.

Untuk menghamba pada Allah tidak cukup hanya menghadap secara dhahir, akan tetapi juga batin, dan doa sebetulnya mustajab. Siapa yang  sadar sebagai hamba dan berdoa secara bersungguh-sungguh pasti doannya dikabulkan.

“Dikabulkannya doa oleh Allah di sini bermacam-macam, ada yang dibalas sebagai penebus dosa yang pernah dilakukan di dunia, ada yang dibalas dalam bentuk yang lebih bermanfaat dari apa yang diminta, ada yang masih ditunda oleh Allah,” imbuhnya.

Sebelum doa dikabulkan terlebih dahulu, Allah memberikan ujian. Makanya harus sabar, dan sabar bukan berarti diam, akan tetapi tetap berusaha, sebab kalau dalam keadaan lapar manusia harus makan, kalau dalam keadaan sakit harus berobat.

Oleh karena itu tidak ada yang patut dibanggakan, semua hanya kemampuan semu yang dimiliki manusia. Karena seisi alam semesta adalah Allah swt.

“Manusia kaya itu hanyalah kaya semu, orang yang dibilang kaya, masih saja butuh pembantu, bahkan semakin kaya membutuhkan pembantu yang banyak. Tapi kalau orang miskin tidak butuh pembantu, orang miskin itu mandiri, tidak membutuhkan seorang pembantu. Hanya Allah yang mandiri, dan pemilik segala kekayaan, Allah tidak butuh apa-apa dari mahluk, bahkan kita sholat bukan kebutuhan Allah akan tetapi kebutuhan kita sebagai mahluk,” terang beliau

Lanjut beliau “Kalau kita berjuang di jalan Allah, itu sebenarnya berjuang untuk kita sendiri” ujar pengurus Syuriah NU Jawa Timur ini. 

Penulis
Putro Hadi
Editor
Ahmad Efendi

Tags :