KH. Moh. Zuhri Zaini; Kedekatan Manusia dan Tuhan Diukur Dari Hati

Jum'at, 10 November 2017 - 14:02
Bagikan :
KH. Moh. Zuhri Zaini; Kedekatan Manusia dan Tuhan Diukur Dari Hati
KH. Moh. Zuhri Zaini saat mengisi Kuliah Tasawuf.

PROBOLINGGO, ALFIKR.CO– Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menjelaskan tasawuf bukan sekedar ilmu atau wacana, melainkan jalan hidup kita. Sebab, membahas tasawuf pada hakikatnya berbicara tentang diri kita sendiri.

Hal itu disampaikan dalam kuliah tasawuf yang bertema merajut tasawuf dalam realitas sosial di Mushalla Riyadlus Sholihin, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Rabu (8/11/2017). 

“Kalau selama ini kita belajar aspek dari luar diri kita seperti langit, bumi, tumbuh-tumbuhan dan teknologi, maka tasawuf hakikatnya mempelajari perjalanan hidup atau diri kita sendiri,” jelas Kiai Zuhri.

Perjalanan hidup yang dimaksud Kiai Zuhri adalah perjalanan rohani, dimana manusia akan melewati lima tahapan alam yaitu alam kauruhan, alam kandungan, alam dunia, alam barzah dan terakhir alam akhirat.

Lebih jauh lagi beliau mengingatkan dunia adalah tempatnya ujian dan cobaan. Setiap, amal perbuatan manusia di dunia sangat menentukan. Maka dari itu, sebagai orang beriman kita harus menyadari kehidupan di akhirat kelak.


 “Tentu manusia harus sadar, bahwa kelak kita akan menuju kesana (akhirat). Jadi manusia hidup di dunia bagaikan berada di dalam mimpi. Artinya, kesadaran kita belum utuh. Kita hanya menyadari sesuatu yang kasat mata dan terjangkau oleh akal, sedangkan hal goib kita belum tau”, terang beliau.

Beliau menambahkan bahwa ketika orang sedang mendekatkan diri pada Allah berarti orang tersebut sadar akan dirinya. sebaliknya orang yang tidak sadar, dia akan berpaling dari Allah. “Oleh karena itu, orang yang mendekatkan diri kepada Allah, ketika mati sudah menghadap Allah,” Katanya.

“Bagaimana cara berjalan kepada Allah? tentu secara rohani. Kedekatan batin itu adalah adanya hubungan yang baik, lebih-lebih kalau ada mahabbah. Jadi kedekatan manusia dengan Tuhan sebenarnya diukur dari hatinya,” ungkap beliau.

 “Selama hal itu dilakukan terus-menerus, manusia sudah menghadap serta berjalan di jalan Allah, hingga kita dipanggil dalam keadaan husnul khotimah. Namun tidak semua manusia sadar bahwa kita sedang berjalan menuju kematian,” pesan beliau.*

Penulis
Badrus Soleh
Editor
Putro Hadi

Tags :