7 Lebih Akun Palsu Militer AS sebagai Taktik Revolusi Warna: Laporan Meta
Minggu, 18 Desember 2022 - 20:52alfikr.id, Probolinggo- Laporan Meta terbaru mengungkap bahwa Militer Amerika Serikat (AS) telah membuat akun palsu pada tujuh layanan internet. Mereka melakukannya sebagai bagian dari operasi pengaruh “tidak autentik terkoordinasi” yang menarget warga Asia Tengah dan Timur Tengah. Informasi ini baru mendapatkan perhatian ketika sudah terungkap ke publik.
Pengungkapan perilaku Infiltrasi
di dunia maya yang berkaitan dengan militer
AS, juru bicara Pentagon mengatakan bahwa, departemen sudah mengetahui laporan
yang diterbitkan oleh Meta.
Akan tetapi, “tidak
berkomentar atau menyarankan tindakan apapun sebagai hasilnya,” kata juru
bicara Pentagon, dilansir dari Global Times.
Tanggapan tersebut tidak sama
sekali menyangkal laporan Meta. Secara efektif, fenomena ini seharusnya
berfungsi untuk diverifikasi “rahasia umum” bahwa militer AS melakukan operasi
informasi dengan fitur perang psikologi di dunia maya.
Sebelumnya, pada tahun 2011, outlet media Inggris The
Guardian telah mengungkapkan bahwa perangkat lunak Sock Puppet militer AS
membuat identitas online palsu untuk propaganda pro-Amerika.
Dari keterangan Meta,
dilansir pada laman globaltimes.com.cn. Kali ini, Meta mengumumkan sebanyak 39
akun Facebook dan 26 akun Instagram telah dihapuskan. Karena merupakan sebuah
bagian dari kampanye terkoordinasi yang berfokus pada negara-negara seperti;
Afghanistan, Aljazair, Suria, Tajikistan, Uzbekistan dan Yaman.
Distribusi target-target ini
sangat konsisten dengan strategi keamanan nasional AS. Jika dilihat, jenis
konten yang bertebaran berbau revolusi warna klasik, seperti postingan dengan
tema budaya atau olahraga.
Meta mengatakan bahwa sedikit
atau banyak ada keterlibatan komunitas yang otentik atau lokal. Namun, yang
patut dipertanyakan adalah apakah rutinitas perang psikologis tradisional AS
masih dapat memberikan efek yang diharapkan di dunia maya.
Sialnya, militer AS selalu
mementingkan nilai strategis internet, terutama pengguna yang ofensif.
Manipulasi melalui pelepasan jenis informasi tertentu dapat mencapai efek
negatif, seperti mengirimkan pasukan khusus.
AS tidak hanya membentuk
serangkaian taktik dan metode yang sistematis. Tetapi juga menciptakan sebuah
kesatuan yang lengkap. Didorong oleh kepentingan ekonomi, akun robot berskala
besar telah muncul bagi penyebaran informasi palsu di media sosial.