Bahaya Rokok Elektrik sama Bahayanya Dengan Rokok Konvensional
Rabu, 21 Desember 2022 - 22:42alfikr.id, Probolinggo- Rokok elektrik menjadi salah satu jenis rokok yang sangat di gandrungi oleh masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Meski harganya lebih terjangkau, namun rokok elektronik memiliki bahaya yang sama dengan rokok konvensional.
Dikutib dari kemenkes.go.id menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDIP), DR. dr. Agus Dwi susanto Sp.P(K) menjelaskan, rokok konvensional dan elektronik sama-sama berbahaya dan mengandung nikotin yang dapat menimbulkan evek ketagihan atau adiksi.
Jika kedua rokok ini digunakan terus menerus hal ini akan memiliki dampak yang cukup fatal, karena mengandung karsinogen atau bahan-bahan yang menginduksi kanker melalui kegiatan merokok yang melalui saluran pernapasan dan paru-paru.
"kedua produk ini jika digunakan terus menerus akan menimbulkan kanker karena mengandung karsinogen atau bahan-bahan yang menginduksi kanker" ucapnya dr. Agus Dwi susanto dalam acara diskusi bersama pakar kesehatan dan ekonomi, di lansir dari kemenkes.go.id.
Rokok vape atau yang sering kita sebut dengan rokok elektrik kini menjadi cara baru dalam merokok. Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan, prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3 persen di tahun 2011 menjadi 3 persen pada 2021.
Banyaknya pengguna rokok elektrik, perlu diketahui efeknya. Melansir dari website resmi Kemenkes, terdapat beberapa kandungan di dalam rokok elektrik, diantaranya sebagai berikut:
1. Kandungan nikotin dalam rokok akan membuat efek candu dan memicu depresi, napas pendek, kanker paru, kerusakan paru permanen, hingga kematian
2. Kandungan Glikol pada rokok elektrik akan mengiritasi paru-paru dan mata, serta menimbulkan gangguan saluran pernafasan seperti asma, sesak nafas, hingga obstruksi jalan napas.
3. Diasetil atau penambah rasa pada rokok elektrik akan menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis
Didalam jurnalberjudul Cancer Pravelence In E-Cigarete User yang ditulis oleh Anusha Chiddarla dkk pada tahun 2022, menjelaskan, pengguna rokok elektrik secara umum memiliki risiko kanker lebih rendah dibanding perokok konvensional.
Prayudi Tetanyo, Dokter Spesialis Paru RS Husada Utama Surabaya, menjelaskan, meski dampak penggunakan vape saat ini dianggap tidak seberbahaya rokok tembakau, karena kandungan zat karsinogen yang sedikit, namun vape tidak direkomendasikan karena dampak kesehatan.
"Jika liquid yang beredar secara ilegal tidak terkontrol kandungannya maka bisa menyebabkan gangguan paru-paru dan cedera akut," ujarnya di suarasurabaya.net
Terkadang ada yang asal menambahkan Vitamin C ke dalam liquidnya dengan alasan kesehatan. Namun, jika tidak sesuai dan kandungannya salah, hal ini dapat menyebabkan peradangan paru-paru seperti pneumonia.
Prayudi Tetanyo melanjutkan, Liquid vape yang sudah memenuhi standar BPOM, lebih tidak berbahaya dampak kesehatannya. Namun, ia mengungkapkan jika hasil riset masih menunjukan bahwa vaping (aktivitas merokok elektrik) tetap tidak baik untuk kesehatan, khususnya bagi jantung dan paru.
Pria yang akrab disapa dengan Prayudi itu menambahkan, kandungan nikotin pada liquid, bisa menimbulkan penyakit jantung koroner termasuk penyakit asma pada paru-paru. Uap yang dihasilkan liquid akan memicu kerusakan pada kantung udara dan gangguan elastisitas saluran pernafasan.
Cedera paru-paru biasanya terjadi jika pemakaian rokok elektri secara berlebihan. "Jika dikonsumsi dalam batas wajar, tapi untuk jangka panjang, tetap bisa menyebabkan penyakit jantung dan paru,” jelasnya.
Sekertaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Gatut Priyonugroho, menjelaskan bahaya rokok elektrik pada dasarnya sama sama bahaya dengan rokok pada umumnya, karena terdapat zat-zat yang mirip pada rokok konvensional
“Bahan-bahan yang dibakar, kira-kira yang keluarnya sama. Ada arseniknya juga, PAH-nya juga (Polisiklik Aromatic Hidrokarbon) jadi sama. Sama kayak kita membakar apa saja. Ada daun, ada ranting, kita bakar, itu sama kira-kira yang keluar seperti itu,” ucapnya di fk.ui.ac.id.
Bahaya rokok elektronik dan rokok konvensional sebenarnya mirip dengan menghirup asap benda yang dibakar, bedanya asap bakaran dari rokok bak ‘ditelan bulat-bulat’ sehingga dampaknya lebih besar.
Hasil pembakaran rokok elektrik dengan konvensional sama. "Hanya kalau dibilang level bukti ilmiahnya belum sekuat rokok biasa karena memang belum lama diteliti sampel dalam jumlah besar,” pungkas dr Gatut.