Pergunu Kota Kraksaan Resmi Dilantik, Akidah Jadi Fokus Utama dalam Pendidikan
Rabu, 21 Mei 2025 - 15:31
alfikr.id, Probolinggo- Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Kraksaan masa khidmat 2025–2030 resmi dilantik, Selasa (20/05/2025). Prosesi pelantikan berlangsung di Aula Kampoeng Kita, Probolinggo, Jawa Timur, dan dihadiri lebih dari 100 tamu undangan.
Ketua panitia pelaksana,
Ernawiyadi, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar Pergunu Kota Kraksaan
terus bergerak maju dan berkembang di bawah arahan Pimpinan Wilayah. Ia
menegaskan bahwa Pergunu merupakan wadah strategis dan bergengsi bagi para
pendidik di lingkungan Nahdlatul Ulama.
“Hal ini tercermin dari kualitas
sumber daya manusia dalam kepengurusan, yang didominasi oleh lulusan S1, S2,
hingga S3. Kami optimistis, dengan ide-ide kreatif di bidang pendidikan,
Pergunu dapat terus melangkah maju,” ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Wilayah
Jawa Timur, Syamsul Ana, menekankan bahwa pelantikan bukan sekadar seremoni,
melainkan awal dari tanggung jawab dan komitmen nyata dalam mengabdi untuk
pendidikan di lingkungan NU.
“Menjadi bagian dari Pergunu
tidak cukup hanya dibanggakan. Yang utama adalah membangun komunikasi dan
sinergi yang kuat dengan PCNU, Syuriyah, Tanfidziyah, dan seluruh perangkat
organisasi NU lainnya,” tegasnya.
Menurut Syamsul, Pergunu adalah
bagian yang tak terpisahkan dari NU. Oleh karena itu, keberhasilan program
kerja Pergunu sangat bergantung pada kolaborasi dengan lembaga-lembaga di bawah
naungan NU, seperti LP Ma’arif yang bergerak di pendidikan formal dan Muslimat
NU yang menangani pendidikan anak usia dini.
“Tekad dan semangat untuk maju
bersama menjadi kekuatan besar dalam membangun NU di tengah masyarakat,”
tambahnya.
Ketua Tanfidiyah PCNU Kota
Kraksaan, KH. Ahmad Muzammil, juga mendorong agar PC Pergunu segera
merealisasikan program pengkaderan bagi guru-guru NU sebagai prioritas. Ia
menilai bahwa penguatan kapasitas dan pemahaman ideologis para guru sangat
penting untuk menjaga serta meneruskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
Karena itu, Ia berpesan bahwa
tanggung jawab guru tidak hanya terbatas pada mendidik siswa, tetapi juga
mencakup peran dalam membina dan memperkuat pemahaman keislaman antar sesama
guru.
“Guru-guru NU harus saling
membimbing dan berbagi ilmu, terutama dalam pemahaman akidah. Ini penting agar
pemahaman itu tidak terhenti, tetapi terus mengalir sampai ke anak-anak didik,”
terangnya.
KH. Ahmad Muzammil mengingatkan,
pemahaman akidah adalah fondasi utama dalam pendidikan di lingkungan NU. “Kalau
gurunya tidak memahami akidah dengan baik, bagaimana mungkin anak didiknya bisa
menjadi penerus gerakan Ahlussunnah wal Jamaah?” pungkasnya.