Roket Berbahan Rongsokan Mahasiswa Jember Juara I di LAPAN
Kamis, 01 September 2016 - 16:16JEMBER, ALFIKR.CO - Mahasiswa Politeknik Negeri Jember, Jawa Timur, berhasil membuat inovasi muatan roket sebagai alat ukur kemiringan bangunan gedung pencakar langit. Alat ini mampu juarai kontes roket yang diadakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Bogor.
Kecanggihan muatan roket ini dapat meluncur hingga ketinggian 800 meter. Roket tersebut bisa mengirimkan data catatan ketinggian dan kemiringan suatu bangunan tinggi. Muatan roket ini dinamai IR Sky 64. Dimana di dalamnya terdapat sensor pencatat, sensor giro, dan sensor kompas. Mampu mencatat dengan akurat ketinggian dan kemiringan suatu bangunan tertentu.
“ini seperti roket tapi kita hanya buat muatannya saja. Untuk melihat kemiringan dan ketinggian yang ditampilkan dalam laptop,” kata Venata Fatmala, mahasiswa pembuat roket, Kamis (1/9/2016)
Dengan menggunakan alat kontrol dan sensor canggih, hasil catatan muatan roket ini mampu menggambarkan bagaimana lintasan yang dilalui dalam bentuk tiga dimensi. Itu ditampilkan dalam bentuk gambar pada layar monitor. Muatan roket ini dibuat dengan biaya dua juta rupiah. Bahannya dikombinasikan dari berbagai alat bekas. Seperti rakitan tubuh roket terbuat dari pipa paralon bekas. Serta rangkaian sensor dibuat dari fiber bekas.
“didalamnya menyangkut sensor akselerum, sensor giro dan lain-lain, untuk melihat kemiringan pada objek. Semuanya ditampilkan lewat jaringan 3D yang ada di laptop,” imbuhnya.
Kecanggihan alat ini mampu menjuarai ajang kontes roket tingkat nasional di Lanud TNI AU di Garut Jawa Barat, 24 – 27 Agustus 2016 lalu, yang diadakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
“Alhamdulilah kita dalam kontes roket Lapan juara satu. Ya sukur kita bisa kalahkan kampus-kampus yang sebelumnya pernah juara”, kata Fahrian Nur, dosen pembimbing mahasiswa Poltek Jember
Adanya adu kreatif dan kecanggihan alat karya mahasiswa teknik ini, untuk menguji sejauh mana kemampuan karya yang dihasilkan oleh para mahasiswa teknik dalam negeri. Alat-alat ini akan di kombinasikan dengan tambahan teknologi yang lebih mutahir agar mampu diproduksi secara massal.*