Tradisi Brobosan: Ritual Penghormatan Tetua

Senin, 23 Januari 2023 - 12:43
Bagikan :
Tradisi Brobosan: Ritual Penghormatan Tetua
Keluarga Angela Hindriati Wahyuningsih melakukan tradisi

alfikr.id, Probolinggo- Keranda atau yang lebih dikenal dengan sebutan peti jenazah itu akan diangkat tinggi-tinggi oleh masyarakat. Segelintir orang akan jalan bergantian di bawah peti. Di mulai dari sebelah kanan kemudian ke sebalah kiri sebanyak tiga kali. Begitulah prosesi tradisi Brobosan atau upacara kematian dilakukan.

Tradisi Brobosan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa ketika terdapat kerabat atau keluarga yang meninggal dunia. Mengutip dari Kompas.com Tradisi Brobosan sempat dilakukan oleh masyarakat Jawa pada saat wafatnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara XI. Upacara tersebut dilakukan sebelum jenazah Adipati diberangkatkan ke tempat pemakaman.

Didalam pelaksanaanya para kerabat atau para tetangga akan membantu pihak keluarga menyiapkan ubo rampe atau makanan dalam sesaji atau Sesajen. Setelah persiapan makanan sesajen telah di siapkan akan di adakan pidato dari perwakilan pihak keluarga.

Di dalam pidato yang disampaikan oleh perwakilan pihak keluarga berupa ucapan maaf mewakili seseorang yang meninggal. Kemudian, pidato akan diakhiri dengan doa dan ritual Brobosan. Untuk tempat pelaksanaanya dilakukan di halaman rumah jenazah.

Mengutip dari goodnewsfromindonesia.com Tradisi Brobosan sendiri sangat erat kaitanya dengan kebijakan orang Jawa yang merujuk pada sikap bakti terhadap orang tua atau leluhurnya.

Tradisi Brobosan dilakukan oleh keluarga terdekat seperti anak dan cucu. Berdasarkan pepata jawa "mikul dhuwur mendhem jero" yang memiliki makna senantiasa menjunjung tinggi dan mengingat jasa orang yang telah tiada.

Tujuan tradisi tersebut dilakukan agar keluarga yang ditinggalkan dapat melupakan kesedihan yang mendalam dan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah. Penghormatan terakhir tak hanya dilakukan untuk jenazah saja melainkan untuk leluhur yang telah lama meninggal.

Masyarakat Jawa meyakini pelaksanaan Tradisi Brobosan akan mendapatkan berkah atau tuah dari orang yang meninggal. Konon bila orang yang meninggal tersebut selama di dunia memiliki umur yang panjang maka umur panjang tersebut kelak akan menganugrahi keluarga dan saudaranya.

Selain itu jika orang yang meninggal berilmu tinggi maka ilmu yang dimiliki jenazah tersebut akan dimiliki oleh orang yang melakukan Tradisi Brobosan tersebut. Hingga saat ini masyarakat Jawa masih percaya akan hal itu.

Tradisi Brobosan hanya dilakukan kepada para tetua yang diluhurkan. Oleh karena itu di dalam pelaksanaan tradisi tersebut tidak untuk sembarang orang .

Penulis
Zulfikar
Editor
Adi Purnomo S

Tags :