Kemiskinan Menjadi Penyebab Tingginya Angka Buta Huruf

Selasa, 31 Januari 2023 - 05:35
Bagikan :
Kemiskinan Menjadi Penyebab Tingginya Angka Buta Huruf
Ilustrasi warga yang tengah hidup di lingkungan yang kumuh. [foto/kominfo.jatimprov.go.id]

alfikr.id, Probolinggo - Kabupaten Probolinggo masih menghadapi persoalan buta huruf. Pasalnya, Angka Buta Huruf (ABH) penduduk Kabupaten Probolinggo pada usia 15 tahun ke atas masih cukup tinggi.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) Kabupaten Probolinggo berada pada angka 14,59 persen. Angka itu menempatkan Kabupaten Probolinggo menyandang predikat ABH tertinggi urutan ke-5 di Jawa Timur.

Berdasarkan Susenas 2021 yang dirilis oleh BPS Kabupaten Probolinggo, proporsi penduduk menurut kemampuan baca tulis dan jenis kelamin di Kabupaten Probolinggo tahun 2021 adalah sebagai berikut.

Kemampuan melek huruf atau baca tulis bagi kalangan laki-laki sebesar 91,13 persen. Sedangkan untuk kalangan wanita sebesar 80,07 persen. Sehingga total proporsinya mencapai 85,41 persen.

Untuk angka buta huruf bagi kalangan laki-laki sebesar 8,87 persen, dan kalangan wanita sebesar 19,93 persen. Sehingga proporsi total sebesar 14,59 persen.

Secara harfiah, Angka Melek Huruf (AMH) merupakan suatu ukuran proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis kalimat sederhana seperti huruf Latin, huruf Arab atau huruf lainnya.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, mayoritas penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Probolinggo sudah semakin banyak yang melek huruf.

Hanya saja, tingginya angka kematian per perempuan yang dimungkinkan adalah penduduk berusia lebih lanjut. Karena pada masa lalu pendidikan bagi kaum laki-laki lebih diutamakan dibanding perempuan.

Meski angka melek huruf di Kabupaten Probolinggo terbilang cukup tinggi, namun angka buta huruf penduduknya masih terbalik.

Sebagaimana dilansir dalam rilis BPS Jawa Timur pada tahun 2021, beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur memiliki Angka Buta Huruf (ABH) yang cukup tinggi.

Kabupaten itu adalah Kabupaten Bondowoso, Sampang, Situbondo, Sumenep, Probolinggo, Jember, Ponorogo, Tuban dan Bangkalan. Dalam urutan itu, Kabupaten Probolinggo masuk urutan tertinggi ke-5 di Jawa Timur.

“Bila diperhatikan, penduduk pada beberapa wilayah tersebut memiliki kesamaan karakteristik sosial budaya,” ujar Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan dikutip dari situs Kominfo Provinsi Jatim.

ABH, Dadang menambahkan, arsitektur belum merata pendidikan yang diperoleh penduduk di suatu wilayah. Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk yang besar, Jawa Timur memiliki ABH yang cukup tinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa.

“Kondisi geografis Jawa Timur yang mencakup beberapa kepulauan di beberapa kabupaten merupakan kendala tersendiri dalam memberikan akses pendidikan yang merata,” terang Dadang.

Selain itu, kemampuan membaca dan menulis luruf Latin atau huruf lainnya tidak dimiliki oleh sebagian penduduk di Jawa Timur terkait erat dengan kemiskinan.

Jawa Timur memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi karena kepadatan penduduknya yang relatif tinggi.

Terbukti, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2022 mencapai 4.236 juta orang. Dibandingkan Maret 2022, jumlah penduduk miskin meningkat 55,22 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan September 2021, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak  23,09 ribu orang. 

Persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 10,49 persen, meningkat 0,11 persen poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,10 persen poin terhadap September 2021.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2022 – September 2022, jumlah  penduduk miskin perkotaan naik sebesar 31,04 ribu orang dan di perdesaan naik sebesar 24,18 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 7,71 persen menjadi 7,78 persen. Sementara itu, di desaan naik dari 13,69 persen menjadi 13,90 persen.

“Kerterbatasan ekonomi tersebut juga menjadi faktor penyebab tingginya Angka Buta Huruf di Jawa Timur di samping karena alasan sosial budaya dan geografis,” pungkas Kepala BPS Jatim ini.

Penulis
Abdul Razak
Editor
Zulfikar

Tags :