Cerita Penjual Buku dan Kitab di Perhelatan Satu Abad NU
Senin, 06 Februari 2023 - 22:47alfikr.id, Sidoarjo - Hujan deras mengguyur lokasi Puncak Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), Stadion Delta Sidoarjo, Senin (6/2/2023) Malam. Acara 100 tahun itu dimeriahkan dengan pelbagai kegiatan, termasuk membuka ruang bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) untuk para pengusaha.
Ada pelbagai UMKM berjejer di acara tersebut, seperti; baju, buku dan kitab, kosmetik, lukisan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Lubis, penerbit Turos Pustaka asal Jakarta Selatan, sekaligus penjaga stand bazar buku dan kitab ikut memeriahkan acara tersebut.
Dia menyampaikan, sebenarnya tidak ada kerjasama dengan NU dalam bazar ini. Namun buku-buku yang Lubis jual merupakan buku-buku pesantren dan ulama' NU. “Seperti bukunya Kiai Alim, Kiai Ikal, Kiai Badri, dan buku Aswaja lainnya,” kata Lubis kepada alfikr.id.
Stand Turos Pustaka, kata Lubis, dibuka sejak hari Minggu (02/05/2023) kemarin. Sebagai pemilik penerbitan buku, dia menjual pelbagai macam buku keislaman yang berkarateristik ke-NU-an.
“Kebanyakan buku-buku Islam dan masih beririsan dengan NU. Ya, seperti buku-buku pesantren dan kitab pesantren,” katanya.
Lubis juga mengatakan bahwa Harlah NU sekarang sangat ramai, dan berdampak banyak terhadap UMKM. Salah satunya, banyak usaha-usaha milik panjual yang laku.
“Ya lumayan, ada beberapa eksamplar yang terjual, selalu ada yang beli sih, kebanyakan yang beli adalah santri yang senang membaca saja,” katanya.
Meski berdiri para peserta UMKM diguyur hujan, Lubis menegaskan bahwa rezeki hanya Allah yang mengatur. “Ya, namanya cuaca Allah yang ngatur ya, hujan ataupun panas, biasa aja. Pasti ada rezeki masing-masing,” selorohnya.
Lubis berharap ke depan panitia Harlah NU harus mengkonsepkan stand buku secara khusus. Apalagi bazar buku di 1 Abad NU ini tergolong sedikit. Belum lagi, dia melanjutkan, berdirinya dengan gorengan, jual nasi, jual baju, dan lainnya.
“Harapan saya, harlah yang akan datang harus dikhususkan. Kalau bazar buku ya semuanya bazar buku, kuliner ya kuliner, termasuk UMKM yang lainnya. Kalau seperti sekarang kan nggak teratur, jadi kelihatan ngak elok,” harapnya.
Di samping itu Lubis menuturkan ke depan panitia Harlah NU hanya menonjolkan jualan, tetapi juga harus memperkaya khazanah keilmuan seperti memperbanyak bazar-bazar kitab dan buku.
“Jadi nanti jika orang cari buku tahu arahnya. Dan sekarang, dari pantauan saya sangat sedikit loh yang jualan buku, gak sampai 5 stand,” terangnya pada alfikr.id.
Bukan hanya Lubis, Niko Nia Afriditian asal Gresik, penerbit buku Jaya Qur'an Bandung juga membuka stand bazar buku pada acara Puncak Harlah NU. Sama dengan Lubis, dia bersama dua temannya juga sejak Minggu kemarin berada di Stadion Sidoarjo ini.
“Lumayan juga mas, ini sebagai pengalaman bagi kita, meski kadang hanya ada 2 yang terjual,” aku Niko sambil tertawa.
Cuaca saat ini, kata Niko bukan hambatan, karena semuanya itu berkah dari Allah. “Mungkin, nanti reda. Apalagi sekarang memang musim hujan,” katanya.
Niko berharap persiapan ke depannya harus lebih meriah dan lebih matang lagi. Soalnya, kata Niko, kemarin ketika Penerbit Jaya Qur'an menghubungi terkait stand itu agak lama dan molor.
“Loadingnya jam berapa gitu, itu pun masih nunggu. Soalnya kemarin kendalanya mungkin karena ada Paspampres, jadi beberapa lokasi ada yang digeser,” terangnya di alfikr.id.
Senada dengan Lubis, kata Niko, penerbit-penerbit di Harlah NU sekarang sangat jarang yang ikut. Terus seperti buku, Al-Qur'an itu harusnya tidak berkurang.
“Kalau sembuh pasti lebih enak, jadi lebih mengabdi. Semisal begini, khusus Al-Qur'an, kitab, buku-buku terjemahan dan novel-novel digabungkan kan enak. Sekarang bisa di campur sama baju, kurang enak di pandang, gak papa bisa masukan saja,” pungkasnya.