Satu Abad NU, Gus Fayyadl: Membangun Peradaban Melalui Kaum Santri

Rabu, 08 Februari 2023 - 02:16
Bagikan :
Satu Abad NU, Gus Fayyadl: Membangun Peradaban Melalui Kaum Santri
Gus Muhammad Al-Fayyadl. [Sumber: Alfikr.id]

Alfikr.id, Probolinggo- Menanggapi tema Satu Abad NU "Merawat Jagat, Membangun Peradaban" Gus Muhammad Al-Fayyadl melalui cuitan status WhatsApp-nya mempertanyakan, apa yang hendak dibangun NU dalam motto seabad kali ini?.

Menurut beliau, di tengah berbagai konflik dan kepentingan saat ini, penting membangun peradaban iman, ilmu, akhlak luhur, dan akhlak Kenabian. Ke arah tersebut, kata beliau, harusnya peradaban dibangun. "Ke arah peradaban itu, NU menjaga asa dan doa," ungkapnya.

Meski demikian, Gus Fayyadl menambahkan, upaya NU membangun peradaban tidak lepas dari pesantren dan santri. Sebagai basis sumber daya NU, kaum santri mempunyai peran besar dalam menciptakan peradaban.

Pasalnya, dari kaum santri, menetas para guru, dari para guru, lahir para ulama, dari para ulama, menetas para intelektual pesantren, dari intelektual pesantren muncul para aktivis santri. "Dari aktivis Santri lahir para aktivis penggerak: politik, ekonomi, lingkungan dan lainnya," ungkap Gus Fayyadl.

Intelektual Muda NU itu mengibaratkan pohon, jika pertunasan NU melahirkan ranting beserta buah kian ranum dan beragam. Kesuburannya, dihasilkan melalui kaum santri dan ulama yang dilahirkan NU. Jika keduanya punah, NU akan mandul dan tidak lagi berbuah. "Dan itu suatu kerugian besar bagi umat Islam di Indonesia," terangnya.

Sebab, NU berperan besar merawat tradisi santri dan pesantren-pesantren di Indonesia. Sebagai wadah untuk mendidik para penerus generasi, mencetak tokoh dan para ulama di masa yang akan datang.

"Tanpa NU, barangkali kita tak kenal pesantren. Tanpa pesantren, barangkali kita tak kenal ulama, tanpa ulama, barangkali kita tak kenal kitab kuning, tanpa kitab kuning, barangkali kita tak kenal ngaji, tanpa ngaji, barangkali kita tak kenal Al-Qur'an, tanpa Al-Qur'an, kita tak kenal hakikat kehidupan," tegasnya.

Gus Fayyadl berdedah, setiap klaim atas nama umat Islam kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Kanjeng Nabi. Sebab, umat ini adalah amanah dari Nabi. Oleh sebab itu, NU mengemban amanah ini mewakili umat Islam di Indonesia. Tak hanya itu, NU selalu percaya diri membawakan diri sebagai perwakilan umat Islam Indonesia.

Keberanian itu kata penulis buku Teologi Negatif Ibn 'Arab ini, bukan tanpa alasan. Menurutnya, NU dirintis dengan niatan suci untuk merawat sunnah Nabi dan tradisi keilmuan ulama pendahulu.

"Barangkali niat yang lurus itulah yang membuat NU, meski bukan tanpa masalah internal dan eksternal sebesar dan semassif sekarang. Niat ikhlas para pendiri NU," pungkasnya.

Penulis
Imam Sarwani
Editor
Zulfikar

Tags :