Cerita Pedagang Keliling di Haul dan Harlah PP. Nurul Jadid
Senin, 20 Februari 2023 - 03:28alfikr.id, Probolinggo - Abdul Aziz (70) penjual dagangan tahu-telur puyuh asal
Wonosari Bondowoso, mendapat kabar baik dari temannya bahwa Pondok Pesantren
Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo akan menggelar Haul dan Harlah ke-74 pada Hari
Sabtu, 19/2/2023. Tak berpikir panjang, akhirnya dia langsung berangkat menuju
Paiton menumpangi Bus pada Sabtu Pagi.
Ketika Aziz terlihat sedang duduk menunggu pembeli di depan pintu masuk bazar putra, alfikr langsung mendatangi dan sedikit menggali cerita tentangnya. Aziz mengatakan telah berdagang tahu-telur puyuh selama 20 tahun. "Lokasi berdagang kadang di Banyuwangi, Jember, Malang dan juga di tempat-tempat wisatawan," katanya pada alfikr.
Disela-sela wawancara, datang seorang pembeli sembari menyodorkan
uang sebesar Rp 5.000 kepada Aziz. Setiap kali, kata Aziz, dagangannya meraup
keuntungan Rp 30.000, bahkan hanya bisa digunakan untuk modal saja.
Berbeda halnya dengan Hamsiyah (55) perempuan asal Pakuniran,
Kabupaten Probolinggo, yang tidak diperbolehkan masuk ke tempat bazar, lantaran
tidak memiliki izin berjualan. Walaupun demikian, itu bukan masalah baginya. Hamsiyah
tetap berusaha masuk mengikuti para pengunjung yang hendak masuk ke dalam
Pesantren.
Menurut Hamsiyah, bazar sekarang
cukup ketat. Berbeda dengan dulu yang memperbolehkan para pedagang masuk meski
tidak memiliki izin berjualan. Setiap kali bazar diadakan, Hamsiyah selalu
berjualan pada Haul dan Harlah Pesantren Nurul Jadid. Akan tetapi, sialnya
pasca pandemic bazar tidak digelar secara terbuka.
"Kalau saya jualan keliling, cuman bawa salinan sama
mukenah, sholatnya kalau tidak di teras depan rumah orang, kadang di musalah,”
terang Hamsiyah pada alfikr.
Dengan bermodal Rp 150.000, Hamsiyah bisa mendapatkan keuntungan
hingga Rp 200.000. Hasil dari penjualan tersebut, kata Hamsiyah, disisihkan untuk
modal serta uang saku bagi cucunya.