Alkisah Menara Babel di Cover Buku Derridean - Muhammad Al-Fayyadl
Selasa, 21 Maret 2023 - 01:32alfikr.id, Probolinggo - Pengurus Pondok Mahasiswa (POMAS) menggelar kegiatan bedah buku “Derridean” karangan Muhammad Al-Fayyadl pada Sabtu pagi, (18/3/2023). Kegiatan yang bertempat di asrama Pomas lantai dua itu, diikuti oleh setiap mahasiswa Universitas Nurul Jadid (Unuja) dari berbagai Fakultas,
Dalam kegiatan tersebut, menghadirkan dua narasumber, diantaranya Gus Muhammad Al-Fayyadl sebagai penulis buku “Derridean”
dan juga Ahmad Saidah penulis buku “Kehendak Berkuasa Dan Kritik Filsafat”
sebagai pembanding.
Pada kesempatan itu, Gus Fayyadl mengatakan, bahwa beliau hanya seorang pembaca. Dari pengalaman membaca, Gus Fayyadl berpikir, adakah filsafat yang berhubungan dengan kegiatan ibadah?
Gus Fayyadl bercerita awal mula tertarik dengan Derrida terjadi saat masih kuliah di Jogja. Pada satu kesempatan Gus Fayyadl melihat salah satu buku foto copy-an milik teman dan meminjamnya.
“Pada awal belajar memahami filsafat sama dengan kalian yang belajar filsafat, tentunya tertatih-tatih, rumit dan sulit untuk memahaminya, dan itu merupakan makanan sehari hari saya,” jelas Gus Fayyadl.
Jika tidak berani membaca hal-hal yang rumit,
kata Gus Fayyadl, jangan pernah berpikir untuk belajar filsafat. Sebab filsafat
merupakan suatu pengalaman yang menekuni sesuatu dengan sangat mendalam dalam
dan kajian yang tidak hanya satu dua kali, tetapi berkali-kali. Derrida, kata Gus
Fayyadl, saya tidak akan memitoskan dia.
Tak hanya itu, Gus Fayyadl juga menyampaikan sekilas tentang
cover buku “Derridean” yang tergambar sebuah Menara, yakni Lukisan Menara
Babel. Menara itu merupakan menara tertinggi yang pernah ada di Babylonia yang sangat popular di zaman Nabi Ibrahim.
Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang membahas tentang Kota Babylonia, menara, dan penguasanya. Namun, Kota Babylonia itu disebutkan dalam
surat Al-Baqarah ayat 102, dan Menara Babel tidak disebutkan dalam Al-Qur’an,
akan tetapi terdapat kisah tentang menara lain, ketika Nabi Musa dan Firaun berdebat dalam surah Al-Qasas ayat 36-40.
Sedangkan, surah Al-Baqarah ayat 258, menceritakan tentang seorang
penguasa kota yang berdebat dengan Nabi Ibrahim. Menurut Ibn Katsir, kota tersebut
adalah Kota Babylonia dan penguasanya bernama Namrud. Sumber lain menuturkan kisah
menara Babel, di antaranya kitab Taurad (Yahudi) dan Alkitab (Kristen).
Konon, menara itu dibangun sangat tinggi, sebagai tanda atau simbol keangkuhan dari kekuasaan manusia. Capaian tersebut ingin memperlihatkan kehebatan manusia kepada sang pencipta. Namun begitu sampai pada level ketinggian, Allah SWT tidak berkenan, maka menara tersebut dihancurkan hingga tersisa beberapa bagian.
“Di antara legenda itu, seorang seniman kebangsaan
Eropa, Peter Brueghel mengabadikan kisah menara Babel dalam bentuk lukisan, yang
kini dipakai sebagai kover buku Derridean,” pungkas Gus Fayyadl.