Cerita Santri di Balik Osabar Pesantren Nurul Jadid

Minggu, 25 Juni 2023 - 03:28
Bagikan :
Cerita Santri di Balik Osabar Pesantren Nurul Jadid
Potret santri putra saat mengikuti Orientasi Santri Baru (OSABAR) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (24/6/2023) Malam. [Ibrahim La Haris/alfikr.id]

alfikr.id, Probolinggo- Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo menggelar Orientasi Santri Baru (OSABAR) dari tanggal 23 hingga 25 Juni 2023. Acara tahunan tersebut dimeriahkan dengan pelbagai kegiatan. Mulai dari pengenalan Pesantren Nurul Jadid hingga menghibur para santri seperti menonton pertunjukan teater.

Para santri baru yang ikut serta dalam acara tersebut terlihat bahagia. Mereka bahkan tidak menyangka bahwa perayaan Osabar di Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat meriah. Seperti kata Rafif Ziyad Saifullah (12) asal Kaimana, Papua Barat, bahwa dari kegiatan tersebut membuat dirinya senang dan bahagia.

”Saya sangat senang, ini adalah pengalaman pertama menjadi seorang santri,” kata Rafif Ziyad Saifullah, saat dihampiri alfikr.id, di depan Aula 1 Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (24/6/2023) Malam.

Potret seorang santri ketika mengikuti Orientasi Santri Baru (OSABAR) di halaman Madrasah Aliah Nurul Jadid (MANJ), Sabtu (24/6/2023) Malam. [Ibrahim La Haris/alfikr.id]

Dari pengalamannya bersama sang ayah, Rafif Ziyad Saifullah bercerita, bahwa untuk sampai ke Pesantren Nurul Jadid tidaklah mudah. Kata dia, perlu satu hari perjalanan menggunakan rute kapal laut dari Dermaga Kaimana ke Kota Sorong, Papua Barat. Bahkan, dia menambahkan, perlu transit dua kali pesawat untuk sampai ke Surabaya.

”Diperjalanan, ayah selalu memberikan nasehat dan terus semangat kepada saya,” kata Rafif.

Sebagai seorang santri baru, Rafif Ziyad Saifullah, telah belajar banyak hal. Katanya, adanya kegiatan Osabar ini sangat membantu, salah satunya bisa mengenal dan beradaptasi dengan para santri baru lainnya.

Beda halnya dengan Ahmad Satria Dafa Haidar Rafi (13), dia terlihat murung saat kegiatan Osabar berlangsung. Kru alfikr.id pun mendatanginya dan meminta dia untuk berbagi cerita. Dia mengatakan, bahwa kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru sangat sulit.

Potret santri saat mengikuti Orientasi Santri Baru (OSABAR) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (24/6/2023) Malam. [Ibrahim La Haris/alfikr.id]

Menurutnya, mengenyam pendidikan di pesantren adalah keinginan orang tuanya. Bagi dia, semua itu bukanlah hal yang mudah, karena jauh dengan sanak keluarga.

”Saya disuruh mondok sama orang tua. Ini merupakan pertama kalinya saya tinggal di pondok pesantren. Saya rindu ibu, ibu bilang kalau lebaran mau datang ke pondok membawa jajan,” kata Haidar sapaan akrabnya.

Penulis
Ibrahim La Haris
Editor
Adi Purnomo S

Tags :