Pemerintah Harus Menelusuri Sumber Polusi Udara di Jakarta
Minggu, 03 September 2023 - 04:08Alfikr.id, Jakarta - Isu polusi udara di wilayah Jakarta banyak menyita
perhatian publik, lantaran kualitas udaranya yang kian hari semakin bertambah buruk.
Dari fenomena tersebut, Mulyanto selaku anggota DPR komisi VII meminta
pemerintah untuk melakukan penelusuran sumber Polutan secara akurat terhadap
polusi udara di Jakarta.
Menurutnya, polusi udara kian hari menyebabkan udara di Jakarta
bertambah parah. Meski Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Suralaya bertegangan 1,6
Gigawatt (GW) dalam keadaan tidak beroperasi.
”Problem ini memang harus di cari titik penghasil emisinya
agar solusi yang dijalankan bisa tepat sasaran,” ucap Mulyanto saat di
wawancari, pada hari Sabtu (02/09/2023).
Isu terkait polusi udara, tambahnya, pernah di persoalkan
sebelum investment plan dari JETP (Just energy Transition
Partnership), pembahsan di dalamnya terkait pemberhentian oprasi PLTU.
Mulyanto mengungkapkan, sebetulnya belum pasti apakah
PLTU yang penyumbang emisi terbesar atau tidak. Oleh karena itu, pemerintah
perlu menelusuri kembali secara akurat terkait problem polusi di Jakarta.
”Jangan hanya menyebutkan sektor-sektor saja, tetapi
titik dimana penghasil emisinya,” tuturnya ketika diwawancarai.
Dilansir dari Tempo.id kendaraan bermotor
sebenarnya merupakan salah satu peyumbang polusi udara. Sehingga tak heran jika
transportasi juga dapat menyebabkan udara di Jakarta kian memburuk.
Pernyataan tersebut selaras dengan perkataan Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Ia
mengungkapkan bahwa polusi udara Jakarta disebabkan oleh kendaraan bermotor.
”Sekarang kita sudah tau, kendaraan itu, transportasi
penyebab yang parah, karena emisi segala macam mobil motor itu,” ucapnya.
Selain itu, Luhut menambahkan, solusi terkait hal
tersebut, ia ingin mempercepat proses ekosistem kendaraan listrik. ”Nah, itu
kita percepat proses EV (Elecric Vehicle),” ucapnya Luhut di Istana
Negara.
Mengutip dari CNN Indonesia, Luhut menegaskan, bahwa pemerintah telah melakukan
verifikasi terhadap kendaraan berbahan bakar bensin. Selain itu, pemerintah
telah memfinalisasi situasi serta kebijakan untuk penanganan masalah tersebut.
”Kita harapkan sepuluh
hari kedepan atau paling lambat dua minggu kita sudah dapat anunya, detiel anu
apa saja yang penting,” tegas Luhut.