Menilik Tujuan Hidup
Jum'at, 01 Desember 2023 - 23:39Malam itu, tak ada pemaknaan serta pembahasan mengenai kitab Al-Aqidah Al-Islamiyah. K. Muhammad Imdad Rabbani mengungkapkan pada pertemuan perdana ini, hanya pemutaran tiga video, salah satunya karya Tariq Ramadan, tentang Spiritualitas – Mencari Makna, sebagai pengantar pengajian.
Dalam vidio terlihat
beberapa orang mengungkapkan tujuan hidupnya? Ada yang ingin jadi orang sukses,
ingin bahagia, dan lain-lain. Lalu mereka ditanyakan, di hari terakhir
hidupmu apa yang akan dilakukan? Mereka menjawab akan belanja sepuasnya, memberikan semua uang untuk membangun
pesantren, salat, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
"Apa
yang kalian tangkap dari vidio itu?" Tanya K. Imdad. "Menurut saya,
apa tujuan kita hidup di dunia ini, karena mereka mengatakan tujuan hidupnya
secara bebas dan berbeda-beda," jawab Ali salah satu peserta.
Jika demikian, beliau kembali bertanya, apa tujuan hidupmu? "Belum tau, saya bingung, jika kita sudah mengetahui tujuan hidup maka kita akan tahu apa yang harus kita lakukan untuk kedepannya," kata Ali.
Meskipun terlihat sederhana pertanyaan itu, seringkali kita anggap hal biasa, bahkan kita abaikan. Padahal sangat penting bagi setiap insan untuk membiasakan diri bertanya pada dirinya sendiri, apa tujuan kita hidup. Karena tidak mungkin bisa kita hindari selama kita hidup.
Menurut K. Imdad, jika kebutuhan ekonomi, fisik dan materi kita sudah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan baru yaitu, kebutuhan makna hidup. "Masa ini akan ada di dalam kehidupan ketika kita mengalami masalah besar dan seterusnya," katanya.
Mengutip
perkataan Mircea Eliade, Tariq Ramadan mengatakan bahwa, pertanyaan dan
pencarian agama itu struktur intelektual dari manusia, tidak akan ada kedamaian
jika anda tidak mendapatkan jawaban.
Memilih
untuk menjawab atau tidak merupakan pilihan. Sialnya tanpa jawaban pertanyaan
itu akan selalu gentayangan. Dalam kondisi itu, K. Imdad menyampaikan, manusia
sadar atau tidak, akan menghindari pertanyaan itu dengan menyibukkan diri.
“Distraksi sebagai pengalihan intelektual supaya tidak kepikiran mati”.
K.
Imdad mencontohkan: Blaise Pascal, seorang ahli matematika sangat serius
belajar matematika, tujuannya sebagai pengalihan intelektual supaya tidak mikir
mati. Pun segala cara dilakukan, pada akhirnya suatu hari akan menghadapi
kematian.
Kematian pasti terjadi. Ia anggap sebagai hal yang menakutkan sehingga enggan memikirkannya. Dengan menerima kematian yang selalu mengintai, kita akan lebih menghargai waktu yang terbatas dan tidak membuang sisa hidup kita ke dalam sebuah kesia-siaan.