K.H. Moh. Zuhri Zaini, Penting Sanad Keilmuan dalam Belajar Ilmu Agama

Minggu, 03 Desember 2023 - 16:29
Bagikan :
K.H. Moh. Zuhri Zaini, Penting Sanad Keilmuan dalam Belajar Ilmu Agama
Ziarah Muassis NU, Studi Banding dan Sanad Kitab Pesantren Kampus Ainul Yakin Universitas Islam Malang (UNISMA) ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (25/11/2023). [Humas Universitas Nurul Jadid]

alfikr.id, Probolinggo- K.H. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid berharap agar kegiatan Sanad Kitab terus dilestarikan. Sebab, menyambungkan sanad merupakan tradisi dikalangan para santri sejak dulu, terutama untuk memperoleh ilmu hadis dan Al-Quran, bahkan ilmu-ilmu yang lainnya.

Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya pada Ziarah Muassis NU, Studi Banding dan Sanad Kitab Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (UNISMA) ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (25/11/2023).

Menurut beliau, keilmuan yang menyangkut dengan agama, seseorang harus belajar melalui bimbingan guru yang memiliki sanad keilmuan sampai Rasulullah SAW. Kenapa demikian? Karena belajar ilmu agama, beliau menambahkan, tak cukup jika kita mengandalkan kecerdasan atau ketekunan semata.

“Belajar ilmu agama kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan atau kecerdasan dan ketekunan, tapi harus berguru dan gurunya itu tentu harus nyambung sanad dengan guru-guru sebelumnya sampai Rasulullah SAW,” dawuhnya.

Berbeda halnya belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, menurut Kiai Zuhri, ilmu ini bisa dikembangkan oleh siapa saja. Karena pengembanganya diserahkan langsung oleh Allah SWT untuk manusia. Maka, siapapun dengan bersungguh-sungguh, tekun belajar dan mampu berpikir, pasti akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Selain itu, beliau mengisahkan tentang almarhum K.H. Zaini Mun’im. Kata beliau, almarhum selain mengajar di dalam pesantren, juga berdakwah di luar pondok, aktif di organisasi NU, sekaligus sering menulis beberapa buku atau kitab, ”Salah satunya kitab Safinatun Najah,” terang Kiai Zuhri.

”Safinatun Najah ditulis oleh K.H. Zaini Mun’im pada tahun 1377 H. Kitab Safinatun Najah merupakan kitab yang membahas tentang ibadah, meliputi soal bersuci, salat, puasa dan zakat. Haji tidak dibahas dalam kitab ini, tetapi ditambahkan dalam Nazhmu Safinatun Najah oleh K.H. Zaini,” mengutip dari buku berjudul  KH. Zaini Mun’im (Pengabdian dan Karya Tulisnya) karangan M. Masyhur Amin dan M. Nasikh Ridwan, 1 Januari 1996.

Buku K.H. Zaini Min'im, Pengabdian dan Karya Tulisnya. 

Kitab itu merupakan salah satu dari beberapa karangan Kiai Zaini yang masih tercetak sampai sekarang. Sayangnya, ada sebagian kitab yang tidak tercetak, karena waktu itu belum tertib administrasi perpustakaan pesantren.

Nadhom Safinatun Najah, ini pernah diajarkan dulu di sekolah madrasah-madrasah untuk pengetahuan dasar peserta didik. “Sebetulnya apa yang ada di dalam kitab itu sudah banyak dipelajari, sekalipun dalam bentuk pelajaran dasar. Sebab Safinatun Najah ini kitab dasar yang dipelajari di pesantren-pesantren,” tegas K.H. Moh. Zuhri Zaini.

Penulis
Neila Zahira
Editor
Ibrahim La Haris

Tags :