KH. Moh. Zuhri Zaini: Pentingnya Mempelajari Ilmu Tasawuf

Senin, 29 Juli 2024 - 13:01
Bagikan :
KH. Moh. Zuhri Zaini: Pentingnya Mempelajari Ilmu Tasawuf
KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo [ALFIKR]

Tasawuf merupakan salah satu pokok ajaran agama Islam yang membahas tentang akhlak. Apalagi kunjungan utama Nabi Mummad SAW, menurut KH. Moh. Zuhri Zaini, diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak. Bagi beliau, tasawuf adalah ilmu, yang dalam pengamalannya, bisa memperbaiki sifat buruk manusia menjadi lebih baik.

Kiai Zuhri menjelaskan bahwa, sebelum mengamalkan ilmu tasawuf, ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, syariat atau aturan-aturan Allah yang diturunkan kepada manusia melalui rasul-Nya.

“Syariat sendiri intinya adalah ibadah, atau menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, terutama yang tertera dalam rukun Islam,” dawuh Kiai Zuhri, saat mengampu Kuliah Tasawuf di Musala Riyadus Sholihin, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Senin, 12 Juni 2023.

Yang kedua adalah tarekat. Jika syariat ialah menjalankan ketetapan Allah, maka tarekat adalah pengamalan syariat dengan sungguh-sungguh. Tarekat ialah pengamalan ibadah seperti salat, puasa, zakat dengan konsisten dan ikhlas. “Bukan hanya sekedar bekerja ketika waktu senggang saja,” terangnya.

Sementara untuk poin ketiga, dalam menjelaskan hakikat yang juga menjadi dasar pengamalan tasawuf, KH. Zuhri Merujuk pada sebuah kitab Tanwirul Qulub karangan Syekh Muhammad Amin al-Kurdi. Menurut keterangan dalam kitab tersebut, hakikat adalah terbukanya hijab antara seseorang dengan apa yang dia imani, atau terbukanya penutup antara makhluk dengan Tuhannya.

“Buah dari mempelajari tasawuf adalah membersihkannya hati dari sifat-sifat tercela, serta semakin mendekatkan seseorang kepada Allah,” dawuhnya.

Selain itu, beliau menambahkan, ketika seseorang berakhlak baik, dampaknya bukan hanya terasa di akhirat, tetapi juga dirasakan ketika masih berada di dunia. Karena apabila kita memiliki perilaku yang baik maka akan disukai orang-orang di sekitarnya.

Beliau mengutip dalam ayat suci Al-Quran bahwa, orang yang hatinya bersih dari sifat-sifat tercela akan memiliki jiwa yang tenang, “ Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kamu pada tuhanmu dalam keadaan yang menyenangkan. Misalnya Anda dengan hamba-hambaku yang baik-baik, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al-Fajr, ayat 27-30)

“Jadi tasawuf bukan bid'ah, hanya namanya saja yang tidak disebutkan langsung pada masa Nabi, tapi substansinya ada, bahkan merupakan pokok ajaran yang diperoleh Nabi, yaitu membina akhlakul karimah,” pungkas Kiai Zuhri.

Penulis
Alghajali
Editor
Khoirul Anam

Tags :