Ilmu Sebagai Landasan Beragama
Selasa, 21 Januari 2025 - 13:28alfikr.id, Probolinggo- Islam perintahkan umatnya
untuk terus belajar dan senantiasa bersabar dalam menuntut ilmu, agar perilaku beragama berlandas pada hujjah yang kokoh. Sebab itu, perintah agama Islam yang haruskan umatnya mengenal Tuhan diperlukan
ilmu dan pengetahuan terlebih dahulu.
Syekh Jamal Farouq ad-Daqqoq Al-Azhari kunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) sekaligus memberi tausiah kepada para santri. Beliau mengawali kegiatan "Dauroh Ilmiah Bersama" tersebut dengan penjelasan mengenai anjuran agama untuk menuntut ilmu, serta pentingnya keilmuan sebagai landasan dalam laku keagamaan.
Kutip ayat Al-Qur'an surah ke-51 yang berisi tentang tujuan dari penciptaan manusia dan jin, "Wa ma khalaqtul-jinna wal-insa illa liya'budun" Syekh Jamal Farouq jelaskan bahwa, secara linguistik kata liya'budun pada ayat di atas sinonim dengan kata ma'rifah yang berarti; pengetahuan atau pengenalan.
Menurut Syekh Jamal, dalam ayat di atas tersirat Makna bahwa setiap umat muslim harus berusaha mengenal tuhannya. Lantas, bagaimana supaya manusia dapat mengenal tuhan? "Melalui jalur keilmuan dan pengetahuan," terang dosen teologi Universitas Al-Azhar tersebut. (20/01/2025).
Untuk meningkatkan kapasitas keilmuan perlu memperbanyak belajar, terutama ialah membaca. Secara tersurat Al-Qur'an telah sampaikan akan pentingnya membaca, lantaran menjadi ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi. Jadi, menurut Syekh Jamal, dari wahyu pertama dalam kitab suci, kita ketahui bahwa Islam sangat mementingkan literasi.
Hikmah lain dari diturunkannya Surah Al-Alaq yang merupakan wahyu pertama, ialah surah ini berisikan perintah membaca kepada sang Nabi Muhammad, sedangkan beliau merupakan seorang yang tidak tahu membaca dan menulis. Menurut Syekh Jamal, seolah Allah menegaskan kepada kita bahwa orang yang tidak bisa baca-tulis dapat dibuat paham atas kehendak-Nya.
"Jadi jangan menyerah dan putus asa dari mempelajari agama Allah, karena Dia Maha Kuasa. Dan jika lakukan perintah-Nya dan mempelajari agama-Nya dengan benar, maka insyaallah, Allah akan membuka hati dan pikiran kita dalam memahami agama-Nya," terang Syekh Jamal, saat beri ceramah di Masjid Jami' PPNJ.
Kemudian Syekh Jamal berpesan kepada segenap santri yang hadir pada malam itu, tentang pentingnya memahami dan mengerjakan skala prioritas. Melakukan hal lebih penting, baru kemudian urusan setelahnya.
Menutup majelis pada kesempatan malam itu, Syekh Jamal menjelaskan bahwa sabar adalah kunci utama dalam belajar. Beliau menukil hikmah dari cerita Nabi Musa yang hendak belajar kepada Nabi Khidir.
Nabi Musa bertanya, "Apakah engkau berkenan untuk mengajarkan sebagian atau sedikit dari yang Allah ajarkan kepadamu?". Lantas Nabi Khidir menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup bersabar bersamaku" (QS. Al-Kahf [18]: 66-67). Kunci dari cerita tersebut, menurut Syekh Jamal adalah kesabaran dalam menuntut ilmu.