Expo Jatim Pendidikan dan UMKM: Kreativitas dan Ilmu yang Mengalir di Halaman Kampus

Jum'at, 24 Januari 2025 - 14:54
Bagikan :
Expo Jatim Pendidikan dan UMKM: Kreativitas dan Ilmu yang Mengalir di Halaman Kampus
Ibu Supyani (berkrudung abu-abu) sedang mengamati para pengunjung yang belajar membatik. [Sumber foto: Alfikr.id/Shahib Kholil]

alfikr.id, Probolinggo- Ratusan orang dari berbagai kalangan memadati halaman Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Hari itu, expo Jatim Pendidikan dan UMKM menjadi magnet yang menyatukan semangat berbagi ilmu dan kreativitas tanpa batas. Tenda-tenda berjajar rapi, masing-masing menawarkan sesuatu yang menarik. Namun, satu tenda bernomor 50 terlihat paling ramai.

Di sana, Ibu Supyani atau yang akrab disapa Yani sibuk mengamati pengunjung yang tengah serius memegang canting batik, mengguratkan lilin panas di atas kain putih. Dengan senyum ramah, Yani bercerita bahwa ia berasal dari LKK PC NU Bangkalan. Di tengah hiruk pikuk bazar ini, ia tidak hanya menjual produk, tetapi juga menyediakan pengalaman belajar membatik bagi siapa saja yang berminat.

“Karena di sini kan ada expo pendidikan, banyak santri juga. Saya pikir, paling tidak, selain jualan, saya ingin berbagi ilmu,” katanya kepada kru ALFIKR. Bagi Yani, berbagi ilmu jauh lebih penting daripada sekadar berdagang.

pengunjung yang tengah serius memegang canting batik, mengguratkan lilin panas di atas kain putih. [Sumber foto: Alfikr.id/Shahib Kholil]

Ia juga mengapresiasi kerja keras panitia yang berhasil menarik banyak pengunjung. “Aku lihat pengunjung kan diusahakan banyak dari panitia. Ini baguslah, karena kadang kita ngadain pameran, tapi pengunjungnya sedikit,” tambahnya.

Tidak jauh dari tenda Ibu Yani, sebuah stand lain juga mencuri perhatian. Kali ini, pengunjung terpikat oleh karya-karya unik yang berasal dari sampah plastik. Kerajinan itu adalah hasil tangan kreatif ibu-ibu dari paguyuban wali murid PKBM Al-Fatih Paiton, yang berkolaborasi dengan anak-anak mereka yang masih duduk di bangku PAUD.

“Ini karya ibu-ibu, dan yang mengumpulkan sampah plastiknya itu anak-anak,” ujar Lika Solichah, sambil menunjukkan hasil karyanya.

Setiap pertemuan paguyuban, mereka berusaha menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari sampah plastik. Dengan tekad untuk mengurangi limbah yang sulit terurai, ibu-ibu ini mengubahnya menjadi barang berguna.

Penjaga stand PKBM Al-Fatih Paiton yang tengah berbincang-bincang santai [sumber foto: Alfikr.id] 

“Plastik kan kalau masuk tanah sulit hancurnya. Jadi, kita manfaatkan agar lebih aman dan bisa dimanfaatkan kembali,” jelas Lika.

Semangat Lika semakin bertambah berkat antusiasme pengunjung. Produk-produk kerajinan tangan mereka laris manis. Beberapa bahkan habis terjual hanya dalam hitungan jam.

“Ini sudah produk yang kedua di hari ini. Kemarin-kemarin malah sudah ludes terbeli,” katanya penuh semangat.

Di balik kegembiraannya, Lika menyimpan harapan besar. Ia berharap agar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Nahdlatul Ulama terus berkembang, sementara keberadaan paguyuban ini dapat memberi manfaat lebih besar bagi masyarakat.

“Semoga Nurul Jadid dan NU bisa semakin kuat dan maju. Keberadaan paguyuban ini juga semoga bisa membantu dalam segala hal,” pungkasnya.

Penulis
Abdul Rofid Juniardi
Editor
Adi Purnomo S

Tags :