Harlah NU Ke-102: Meningkatkan Semangat Pengusaha dan Kebangkitan Tanah Air

Sabtu, 25 Januari 2025 - 17:42
Bagikan :
Harlah NU Ke-102: Meningkatkan Semangat Pengusaha dan Kebangkitan Tanah Air
[Achmad Iqfani/Alfikr]

alfikr.id, Probolinggo- Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 menjadi momentum strategis untuk memperkuat tiga pilar dasar gerakan NU, yaitu Nahdlatut Tujjar (Semangat Pengusaha), Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air), dan Taswirul Afkar (Gagasan Pemikiran). Acara tersebut dilaksanakan dalam bentuk Jatim Expo Pendidikan dan UMKM, bertempat di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, mulai dari tanggal 20-26 Januari.

"Kita berharap bahwa dengan kegiatan ini, kita bersama-sama dapat memulai langkah konkret dalam mengimplementasikan salah satu unsur gerakan dasar NU, khususnya pada aspek Nahdlatut Tujjar (Semangat Pengusaha)," ujar K.H. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren Nurul Jadid, dalam sambutannya.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Rais Pengurus Besar NU K.H. Anwar Iskandar, Rais Syuriah PWNU Jawa Timur K.H. Muhammad Anwar Mansyur, Ketua Tanfidziyah PWNU K.H. Abdul Hakim Mahfudz, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), pejabat Forkopimda Jawa Timur, serta berbagai tamu undangan lainnya.

K.H. Abdul Hamid Wahid mengungkapkan bahwa Jatim Expo ini diharapkan menjadi pemantik semangat warga NU untuk meningkatkan khidmah dalam bidang ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap percepatan revolusi industri 4.0.  

"Ikhtiar ini semoga menjadi batu pijakan dari rangkaian lompatan besar lainnya yang akan memperkuat kontribusi kita di jenjang ekonomi," tambahnya.

Senada dengan hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa keberhasilan mewujudkan Indonesia Emas 2045 bergantung pada upaya menurunkan angka kemiskinan. Ia juga menyoroti peran besar para ulama dan masyaikh dalam mendorong kepemimpinan transformatif.

"Para kiai, masyaikh, dan tokoh ulama memiliki peran signifikan, salah satunya melalui pendekatan transformatif yang relevan untuk mendorong pembangunan Indonesia ke arah yang maslahat," jelas Khofifah.

Apresiasi dan Refleksi Sejarah NU

Ketua Tanfidziyah PWNU K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin turut memberikan apresiasi atas pelaksanaan Harlah NU ke-102 di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan penuh dari pihak pesantren sehingga acara dapat terlaksana dengan lancar.  

"Terima kasih sekali kepada Gus Hamid dan seluruh panitia. Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik. Semoga NU dan pesantren semakin berkembang di masa depan," ujarnya.

Lebih lanjut, Gus Kikin juga mengingatkan pentingnya memahami sejarah berdirinya NU. Ia menuturkan bahwa NU didirikan pada masa penjajahan Belanda, di mana umat Islam dan pesantren menghadapi tekanan yang berat.

"Pada masa penjajahan, kondisi bangsa Indonesia sangat terpuruk, terutama umat Islam dan pesantren. Awalnya umat Islam bernaung di Sarekat Islam, tetapi terjadi perpecahan. Hingga akhirnya, pada 31 Januari 1926, NU resmi didirikan sebagai organisasi yang fokus mendampingi umat," ungkap Gus Kikin.

Dalam kesempatan ini, tema Harlah NU ke-102, Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat, menjadi pengingat akan pentingnya sinergi antara masyarakat, ulama, dan pemerintah dalam membangun bangsa yang lebih baik. Dengan berbagai kegiatan yang digelar, Jatim Expo diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi warga NU untuk terus meningkatkan kontribusi nyata bagi kemaslahatan umat dan kemajuan tanah air.
Penulis
Achmad Iqfani
Editor
Saipur Rahman

Tags :